KKB Papua

KKB Papua - Mahfud MD Ungkap Fakta: KKB Papua Sudah Dikepung Tapi Dibatalkan Demi Selandia Baru

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SUDAH DIIDENTIFIKASI - Pemerintah Indonesia sudah mengidentifikasi lokasi tempat pilot Susi Air disandera. Namun demi pertimbangan kemanusiaan, TNI Polri berharap agar tawanan itu segera dilepas.

POS-KUPANG.COM - Mahfud MD, Menko Polhukam RI mengungkapkan fakta terbaru mengenai upaya pemerintah dalam membebaskan pilot Susi Air yang disandera oleh KKB Papua.

Dikatakannya, bahwa saat ini posisi terbaru Kelompok Kriminal Bersenjata yang menawan Philips Mark Merthens telah teridentifikasi. Bahkan pengepungan lokasi itu pun telah dilakukan

Akan tetapi, katanya, demi pertimbangan kemanusiaan, pemerintah mengurungkan kembali niat untuk menindak tegas oknum yang menyandera pilot Susi Air.

Awalnya, kata Mahfud, pemerintah mendengar tuntutan KKB Papua bahwa akan membebaskan pilot Philips Mark Merthens kalau pemerintah Indonesia melepas Papua jadi negara merdeka.

Atas tuntutan itu, Mahfud MD mengatakan, pemerintah membalas ultimatum itu dengan menyebutkan bahwa KKB Papua telah dikepung.

Baca juga: KKB Papua Klaim Tembak Prajurit TNI di Yahukimo dan Distrik Ilaga 

Pasalnya, titik koordinat persembunyian kelompok yang menyandera pilot Susi Air tersebut telah diidentifikasi.

"Masalahnya yang disandera itu orang asing. KKB Papua ancam, sandera akan dilepas kalau Papua dilepas," tutur Mahfud MD menirukan ancaman Egianus Kogoya.

Atas ancaman tersebut Mahfud menyebutkan: "Saya sudah tahu tempatmu, koordinat berapa sudah kami tahu. Kamu sudah dikepung," jawab Mahfud saat merespon anmcaman Kogoya.

Fakta itu dibeberkan Mahfud MD saat berbincang dengan sejumlah tokoh di kantornya, Jakarta, Selasa 21 Februari 2023.

BUATAN PINDAD – Senjata api yang dimiliki Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua, di antaranya diproduksi oleh PT Pindad. Dugaan itu diungkapkan oleh Khairul Fahmi Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS). (POS-KUPANG.COM)

Mahfud menyatakan, pihaknya tidak menampik kalau ada kendala dalam melakukan penggerebekan KKB Papua tersebut.

Pasalnya, pemerintah Selandia Baru juga tak ingin warganya yang disandera, bakal dieksekusi oleh KKB.

"Begitu kita mau bergerak, pemerintah Selandia Baru datang dan memohon tidak ada tindak kekerasan," ujarnya.

"Kami minta tidak ada tindakan kekerasan, agar masalah ini tidak menjadi masalah internasional," ungkapnya.

Karena itu, lanjut Mahfud, saat ini pihaknya menunggu langkah hukum kepada KKB Papua yang menyandera Pilot Susi Air tersebut.

"Kalau internasional itu kita yang rugi pak, oleh sebab itu kita masih tangani. Ditunggu aja mudah mudahan ada penyelesaian," tukasnya.

Halaman
123

Berita Terkini