Atas pernyataan Philip itu, Vianey Tinton pun langsung menimpali bahwa kalau soal terkait rekrutmen Nakes, media sudah menulis. Namun terkait RDP bersama BKD, Vianey Tinton mengatakan kalau dirinya tidak hadir.
Anggota DPRD Sikka dari partai Hanura Wenseslaus Wege pun langsung menimpali bahwa kalau tanpa DPRD, maka persoalan rekrutmen P3K Guru dan Nakes tidak akan mungkin selesai.
“Kalau tanpa DPRD persoalan guru dan Nakes tidak akan mungkin selesai," ujar Wens.
Philip kemudian mengajak untuk mendudukan persoalan sesuai dengan posisi dan tupoksi masing-masing.
“Artinya begini, mari kita dudukan persoalan ini masing-masing dengan posisi dan tupoksi kita masing –masing,” ujar Philips.
Wawancara yang kemudian berjalan tidak kondusif itu berlanjut pada perdebatan antara Philip dan Karel Pandu sebagai wartawan Timex.
Dimana, Karel Pandu secara spontan merespon anggapan Philip yang saat itu mengatakan bahwa kualitas media di Sikka sangat rendah, sama dengan sampah bahkan lebih rendah dari sampah, sama dengan tai sapi bahkan lebih buruk dari tai sapi.
Menurut Karel, ungkapan itu tidak benar, karena media di Sikka juga mempunyai kontribusi bagi pembangunan di Sikka.
"Itu pernyataan terlalu kerdil. Tidak bisa begitu, media juga punya kontribusi bagi pembangunan daerah ini. Bahwa berita ditulis atau tidak, berita naik atau tidak itu urusan media itu sendiri. Memang wartawan dibayar oleh pemerintah atau daerah ini. Wartawan yang menjalankan tugasnya hanya taat atas pimpinannya,” tegas Karel.
Atas jawaban Karel ini, Philip pun berang dan mengancam bahwa Karel belum tahu siapa dirinya.
"Karel kau belum tahu saya, dengan orang lain kau boleh lakukan itu tetapi dengan saya jangan," tegas Philips.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus yang dikonfirmasi TribunFlores.Com, Sabtu, 4 Februari 2023 pagi melalui telepon selulernya meminta rekaman hasil wawancara dibuka dari awal hingga akhir.
"Kalau dipenggal kalau dipenggal untuk dapat angel berita itu, itu yang saya bilang tadi, manusia ini kan kadang-kadang salah, tetapi harus dilihat dari konteks pembicaraan dari awal sampai akhir, apakah kalimat tadi itu menjadi kesimpulan yang valid ataukah itu kesalahan lidah mengucapkan," jelas Philip.
Philip juga menjelaskan, saat itu dirinya dengan tegas menyampaikan kepada empat wartawan di Kabupaten Sikka yang saat itu mewawancarai Ketua DPRD Kabupaten Sikka bahwa dirinya masih sangat menghargai beberapa media atau wartawan yang sangat independen dalam pemberitaan.
"Saya sampaikan, Vicky menulis dengan sangat keras terhadap Bupati, Mario saya liat sangat objektif dalam menulis banyak hal, Tinton ada disebelah saya, bukan karena Tinton ada disebelah saya tetapi Tinton saya tahu yang berita kemarin soal bahwa mutasi itu bermasalah, Tinton langsung tulis jadi karena ada kesalahan satu dua kata, saya kira sekali lagi saya harus menyampaikan permohonan maaf, saya bukan orang suka bersembunyi dan orang yang pengecut," tandas Philip Fransiskus.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS