“Palungan Natal, pesan pertama dari Putra ilahi, memberi tahu kita bahwa Tuhan menyertai kita; Dia mengasihi kita dan Dia mencari kita.”
Dia mengatakan “tidak ada kejahatan atau dosa yang darinya Yesus tidak ingin menyelamatkan kita. Dan Dia bisa. Natal berarti Tuhan dekat dengan kita: biarkan kepercayaan diri terlahir kembali!”
Kekayaan sejati ditemukan dalam kemiskinan Yesus
Paus Fransiskus kemudian beralih ke pesan “kemiskinan” yang diungkapkan di palungan, yang hanya dikelilingi oleh sedikit cinta.
“Kemiskinan palungan,” katanya, “menunjukkan kepada kita di mana kekayaan sejati dalam hidup dapat ditemukan: bukan dalam uang dan kekuasaan, tetapi dalam hubungan dan pribadi.”
Yesus, tambah Paus, adalah kekayaan terbesar yang dapat kita raih, terutama ketika kita belajar untuk mengasihi dan melayani kemiskinan-Nya di antara orang miskin di dunia kita.
“Tidaklah mudah untuk meninggalkan kehangatan keduniawian yang nyaman untuk merangkul keindahan yang mencolok dari gua Bethlehem, tetapi marilah kita ingat bahwa ini bukanlah Natal yang sesungguhnya tanpa orang miskin.”
Tuhan secara konkret merangkul keberadaan manusia yang keras
Akhirnya, Paus memusatkan perhatian pada “konkretitas” yang ditunjukkan pada Yesus, terbaring di palungan.
“Seorang anak yang terbaring di palungan memberi kita pemandangan yang mencolok, bahkan kasar,” katanya. “Itu mengingatkan kita bahwa Tuhan benar-benar menjadi daging.”
Di setiap saat dalam hidup-Nya, kata Paus Fransiskus, kasih Yesus bagi kita “selalu gamblang dan konkret” karena Dia merangkul “kekasaran kayu dan kerasnya keberadaan kita.”
Saat Yesus terbaring di palungan “dibungkus dengan lembut dengan lampin oleh Maria”, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Dia ingin dibungkus dengan kasih kita kepada orang-orang di sekitar kita yang paling membutuhkan.
Yesus memberikan daging dan kehidupan kepada iman kita
Paus Fransiskus juga mengajak semua orang untuk merayakan Natal dengan melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, agar “harapan terlahir kembali dalam diri mereka yang merasa putus asa.”
“Yesus, kami melihat Engkau terbaring di palungan,” dia berdoa sebagai penutup. “Kami melihat Engkau sedekat mungkin, selalu di sisi kami: terima kasih Tuhan! Kami melihat Engkau sebagai orang miskin, untuk mengajari kami bahwa kekayaan sejati tidak terletak pada benda-benda tetapi pada orang-orang, dan terutama pada orang miskin: maafkan kami, jika kami gagal mengakui dan melayani Engkau di dalamnya. Kami melihat Engkau sebagai sesuatu yang konkret, karena cinta-Mu kepada kami sangat nyata. Bantulah kami untuk memberikan daging dan kehidupan bagi iman kami.”
Ikuti Misa Natal 2022 di Vatikan di LINK ini dan Misa Natal 2022 di Betlehem di LINK ini
Sumber: vaticannews.va
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS