Berita Flores Timur

Kelelawar Picu Aliran Listrik di Flores Timur Tidak Stabil

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas PLN Larantuka menemukan mamalia kelelawar yang mengganggu hingga mengakibatkan listrik tak stabil.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kebelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Salah satu faktor eksternal yang membuat konslet listrik hingga pemadaman tak sbatil di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores ternyata dipicu Kelelawar. Mamalia bersayap dengan wajah mirip anjing sering bertengger di trafe kabel.

Supervisor Teknik PLN Unit Larantuka, Thomas Tupen, mengatakan pergerakan Kelelawar banyak ditemukan petugas lapangan saat musim buah-buahan.

"Gangguan akibat kelelawar terjadi di area yang berbeda-beda. Dia hinggap itu membuat konselt listrik," ujarnya kepada wartawan sambil memberikan bukti dokumentasi, Senin 19 Desember 2022.

Ia mengatakan, kelelawar biasa ditemui petugas di sekitar wilayah Kecamatan Titehena dan Wulanggitang dengan radius 40 kilo meter sirkuit (KMS). Banyaknya kelewaran mengganggu aliran listrik PLN ke rumah pelanggan.

Bukan hanya kelewawar, faktor cuaca juga menjadi kendala serius. Banyak sekali kabel tertimpal dahan pohon yang tumbang. Ia berharap para pelanggan bersedia pohonnya dipangkas agar masalah listrik tak stabil teratasi.

Baca juga: Pelanggan PLN di Flores Timur Keluhkan Listrik Tidak Stabil

"Warga masih keberatan ketika pohonnya dipangkas. Salah satu lokasinya itu ada di pertigaan Wairunu dan Pertigaan Hewa. Tapi kita akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat," katanya.

Dijelaskan, penolakan warga kemungkinan akibat tak ada uang ganti rugi. Namun di satu sisi, jika pohon tak dipangkas otomatis kondisi listrik abnormal masih terus berlanjut.

"Belum ada regulasi yang mengatur tentang uang ganti rugi tanaman milik pelanggan yang dipangkas petugas PLN," tuturnya.

Pihaknya menjamin tidak ada masalah internal karena kapasitas mesin PLN 8 megawatt mampu memenuhi kebutuhan listrik di Flores Timur, dari total penggunaan saat ini masih mencapai 6,3 megawatt.

"Penggunaan 6,3 mega, sehingga masih ada pencadangan daya. Jadi tidak ada krisis daya, kendala yang kita hadapi adalah faktor eksternal seperti yang saya sebutkan tadi," tandasnya.

Thomas mengakui proses lemulihan listrik oleh petugas lapangan agak lamban karena lokasi gangguan cukup jauh, ditambah jaringan Telkomsel yang langsung hilang akibat listrik padam. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS



Berita Terkini