Berita NTT

Dokter Spesialis Anak Frans Taolin Sebut Terlambat Tangani DBD Berdampak Fatal

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Spesialis Anak, Dokter Frans Taolin, DSA menilai kasus Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang sangat berbahaya karena dampaknya apabila terlambat melakukan penanganan maka berdampak pada pasien DBD akan kehilangan nyawa.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dokter Spesialis Anak, dr. Frans Taolin DSA, menilai kasus Demam Berdarah Dengue ( DBD ) menjadi salah satu penyakit yang sangat berbahaya karena dampaknya apabila terlambat melakukan penanganan maka berdampak pada pasien DBD akan kehilangan nyawa.

Penyakit DBD dapat menyerang siapa saja, baik itu orang dewasa maupun anak-anak yang terlambat penanganan maka akan fatal akibatnya.

Terkait gejala yang paling sering ditemukan berupa pasien mengalami gejala demam selama tujuh hari berturut-turut.

Baca juga: Perangi Demam Berdarah Dengue, Lurah Oesapa Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan 

Biasanya disertai gejala lain berupa nyeri perut, sakit kepala, bahkan untuk pasien DBD dengan gejala berat akan mengalami hidung berdarah (mimisan darah), mulut berdarah, buang air besar berdarah.

Selain itu, ada tanda-tanda pendarahan yang terjadi secara spontan, dan ada juga yang dibuat atau diukur menggunakan tensi, atau menjepit lengan tangan atas selama lima menit kemudian melihat di bagian lengan bawah, jika terdapat bintik merah dalam lingkaran berukuran satu inci, ketika lebih dari 10 bintik maka patut dicurigai sebagai gejala demam berdarah.

Bahkan pasien juga mengalami hidung berdarah, gusi berdarah, berak darah sampai berwarna hitam maka itu jelas gejala DBD.

Tanda lainnya apabila hasil pemeriksaan laboratorium, trombosit mengalami penurunan dan terjadi kekentalan darah karena  penyebabnya ada kebocoran plasma atau pembuluh darah rapuh.

Seiring berkembangnya informasi, masyarakat semakin waspada terhadap DBD terlebih musim hujan kasus DBD cenderung meningkat.

Baca juga: Cegah Demam Berdarah, Kadis Kesehatan Kota Kupang Sebut Kebersihan Jadi Bagian Penting

Pasien dengan gejala DBD yang dibawa ke rumah sakit oleh orangtuanya saat mengalami demam lebih dari satu hari maka dicurigai mengalami DBD maka segera ditindaklanjuti penanganan medis dan fatalnya jika sampai mengalami pendarahan maka resikonya nyawa pasien tidak tertolong.

Antisipasinya berupa pemberantasan sarang nyamuk berupa menimbun genangan air, membakar sampah-sampah plastik, menguburkan sampah dan kaleng, pakaian yang digantung jangan menumpuk agar tidak menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, menggunakan obat nyamuk/racun serangga pada kamar tidur dan tempat yang menjadi sarang nyamuk, serta menggunakan lotion anti nyamuk saat berada di sekolah maupun di luar rumah.

Langkah antisipasi secara medis bagi pasien bergejala DBD berupa mengkonsumsi cairan yang banyak agar mengantisipasi terjadi pengentalan darah.

Baca juga: Demam Berdarah Dengue di Manggarai, 13 Orang Warga Dimpong Rahong Utara Terinfeksi

Setelah hari ke tiga atau keempat, harus menjaga pasien agar tidak mengalami syok, karena apabila sampai terjadi syok hingga kehilangan kesadaran maka pasien bersangkutan akan meninggal dunia.

Bahkan ketika sudah hari ketiga gejala DBD, pasien mengalami penurunan trombosit dan leukosit maka harus segera diinfus agar penanganan pasien tidak terlambat, sebab syok terjadi pada hari keempat dan hari kelima, meski suhu panas tubuh menurun, namun itu bukan sembuh melainkan memasuki masa kritis bahkan pasien dapat mengalami pendarahan penurunan kesadaran.

Imbauan bagi para orangtua apabila anak mengalami panas demam lebih dari satu hari maka harus segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat agar segera ditangani lebih cepat. (zee)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini