Berita Nasional

Panda Nababan Bongkar Rahasia Luhut - Prabowo: Awalnya Minta Tolong, Akhirnya Pecah Kongsi

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BLAK-BLAKAN - Panda Nababan, salah satu sesepuh PDIP membongkar rahasia antara Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto. Ia mengunkapkannya secara blak-blakan seakan tanpa sisa. Fakta dimulai ketika tahun 2003 saat Luhut memintanya untuk membantu Prabowo.

POS-KUPANG.COM - Panda Nababan, salah satu sesepuh PDIP ( Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ) tetiba membongkar rahasia Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto.

Rahasia yang selama ini ia pendam, dibeberkan secara blak-blakan oleh Panda Nababan. Sepertinya tak ada yang ditutup-tutupi oleh sosok yang satu ini.

Politisi senior Partai Banteng Moncong Putih itu memulai ceritanya dengan membeberkan fakta sekitar 19 tahun lalu atau tepatnya tahun 2003 silam.

Saat itu, kenang Panda Nababan, ia dimintai tolong oleh Luhut Binsar Pandjaitan agar membantu Prabowo Subianto yang saat ini mengemban tugas sebagai Menteri Pertahanan RI.

Baca juga: Luhut Binsar Pandjaitan Tolak Tawaran Dampingi Anies Baswedan Jadi Cawapres

Saat itu, lanjut dia, Luhut memintanya membantu adik Prabowo, yakni Hashim Djojohadikusumo yang ditahan di Rutan Salemba karena tersangkut Kasus BLBI.

Waktu itu, ungkap Panda Nababan, dirinya belum mengenal siapa itu Prabowo Subianto. Singkat cerita Prabowo pun menemuinya di Hotel Mandarin.

Ketika awal bertemu, lanjutnya, ia bertanya kepada Prabowo mengenai hubungannya dengan Luhut. Karena yang didengar, hubungan keduanya sedang tidak akur.

BERSAING KETAT - Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersaing ketat dalam penyelenggaraan Musyawarah Rakyat Indonesia di Palembang akhir Oktober 2022 lalu. Nama keduanya mencuat sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. (POS-KUPANG.COM)

Atas pertanyaan itu, lanjut dia, Prabowo menyangkalnya dengan mengatakan hubungannya dengan Luhut baik-baik saja.

Saat itu juga, kata Panda Nababan, dirinya meminta Prabowo untuk menelepon Luhut.

Bak gayung bersambut, Prabowo pun menelpon Luhut saat itu juga, kemudian berbicara kepada Panda.

"Aku ngomong formal sama Pak Luhut. Pak Luhut, ini sama Prabowo gimana hubungan kalian berdua? Ngomong Batak dia (Luhut) dari sana. Alah bantulah, kau jangan lagi, kau bantu-bantu saja," kata Panda menirukan kata-kata Luhut saat itu.

Melalui kanal Youtube Total Politik pada Rabu 16 November 2022, Panda Nababan membeberkan fakta itu seakan tanpa sisa.

Akhirnya, Panda pun mengiyakan permintaan Luhut untuk membantu Prabowo.

Sejurus kemudian, Panda bertanya kepada Prabowo, mengapa Hashim Djojohadikusumo harus segera dikeluarkan dari rutan.

Baca juga: Prabowo Subianto Diramalkan Menang Pilpres 2024, Dukungan Presiden Jokowi Jadi Penentu

Saat itu, kata Panda, salah satu alasannya adalah dikhawatirkan Hashim Djojohadikusumo mendapat kekerasan di penjara.

Atas alasan tersebut, ia pun meminta Prabowo agar segera memanggil pengacaranya, yang saat itu Hotman Paris Hutapea.

Setelah bertemu, ia langsung meminta Hotman segera membuat surat penangguhan penahanan ke Jaksa Agung yang saat itu, MA Rachman.

"Minta ke Jaksa Agung penangguhan penahanan. Malam, diantarlah si Hotman Paris ke rumahku. Besoknya gua ketemu Jaksa Agung. Gua kasih tahu ke Jaksa Agung, kebetulan dekat," kata dia

"Ya, kebetulan dekatlah. Ya udah kau jaminannya ya (menirukan kata MA Rachman kepadanya). Iya, sudah keluar, tidak sampai 24 jam," kata Panda.

Keesokannya, kata Panda, Prabowo dan Hashim Djojohadikusumo datang kepadanya dan menyampaikan terima kasih.

"Biasalah, bawa sesuatu. Terus aku bilang, kasih ke Luhut. Kasus ini aku tahu dari Luhut, biar Luhut lah yang kasih ke aku," kata dia.

"Luhut telepon aku. Hebat kau Pan ya. Kau tidak mau uang apa gimana? Lho bukan, tata kramanya. Aku kan tidak kenal mereka berdua. Jangan langsung dong," sambung Panda.

Panda kemudian membeberkan lagi kejadian lain di mana Luhut meminta bantuannya untuk mempertemukan dengan mantan Direktur Utama Bank Mandiri periode 2000-2005 Eduardus Cornelis William Neloe.

Luhut meminta Panda untuk dipertemukan Neloe menyangkut urusan kredit. Singkat cerira akhirnya Luhut bisa bertemu dengan Neloe.

Baca juga: Surya Paloh Tak Akan Iri Gegara Ucapan Jokowi kepada Prabowo Subianto Soal Jatah Presiden 2024

"Menurut cerita Luhut sudah tiga empat kali mau ketemu Neloe, Neloe tidak terima-terima," kata dia.

Seminggu setelah itu, kata dia, Luhut memintanya untuk mempertemukan kembali dengan Neloe tapi kali ini dengan Prabowo.

"Kubilang, kalian Jenderal-Jenderal jangan tekan temanku itu. Jangan ini. Aku ada, hadir aku di situ, Prabowo sama si Luhut," kata Panda.

Beberapa bulan setelah pertemuan itu, kata Panda, tidak ada kabar berita terkait hasil pertemuan tersebut.

Ia pun bertanya kepada Neloe.

Ternyata, kata Neloe kepadanya, kredit yang diajukan Luhut dan Prabowo sudah cair.

"Dalam hati gua, gila dua orang ini satu pun tidak ada yang kasih tahu gua," kata Panda sambil tertawa.

Ia pun bertanya kepada Luhut dan Luhut mengkonfirmasi hal tersebut.

Namun, kata dia, saat itu Luhut bercerita kepadanya bahwa ia sedang pecah kongsi dengan Prabowo

"Terus aku tanya Luhut. Luhut, aku dengar kreditnya udah cair. Iya, gua lagi beda pendapat sama Prabowo. Pecah kongsi. Dikasih tahulah mereka berkelahi," kata Panda.

Baca juga: Prabowo Subianto Tak Hanya Urus Politik Tetapi juga Urus Nasib Pertahanan Bangsa Indonesia

Panda kemudian bercerita lagi soal hubungan Luhut dan Prabowo saat masih aktif di militer.

Cerita tersebut, kata dia, didapatkannya dari mantan menteri pertahanan M Jusuf.

Saat itu, kata dia, Luhut dan Prabowo masih aktif bertugas di Kopassus di mana Luhut masih berpangkat Letkol dan Prabowo menjadi wakilnya.

Suatu ketika, kata dia, Luhut kaget karena Prabowo hendak menangkap LB Moerdani karena disinyalir mau melakukan kudeta terhadap rezim Presiden Soeharto.

Saat itu Luhut pun mengajak Prabowo untuk melaporkannya kepada Danjen Kopassus saat itu.

Kepada Danjen Kopassus tersebut, kata Panda, Prabowo mengatakan jika kudeta benar-benar terjadi maka Danjen Kopassus tersebut bertanggung jawab.

Danjen Kopassus tersebut akhirnya membawa Luhut dan Prabowo menemui M Jusuf.

Setelah menceritakan apa yang terjadi, akhirnya M Jusuf bertemu Soeharto di kediamannya di Jalan Cendana Jakarta.

"Menurut cerita Pak Jusuf ke saya, Pak Harto bilang, Benny itu orang yang loyal ke saya, tidak mungkin dia mau melakukan suatu tindakan kudeta. Pak Jusuf balik, sudah pulang kalian semua, tidak ada apa-apa. Pak Harto sudah bilang ke saya begini begini," kata Panda.

Baca juga: Prabowo Subianto Total untuk Negeri: Percayalah, Saya Selalu Bersama Pak Jokowi

"Ada dua versi, satu versi yang mengatakan waktu di Cijantung Luhut marah sama Bowo, tapi menurut cerita Bowo ke saya, dia cuma ditepis ini ke saya. Lain kali jangan begitu kau ya. Tapi ada versi (Prabowo) ditampar, ditempeleng," kata Panda.

Akibatnya, kata dia, Prabowo dipindahkan satuannya dari Baret Merah (Kopassus) ke Baret Hijau (Kostrad).

"Akibat dari peristiwa itu, itulah yang kemudian Prabowo digeser dari Baret Merah ke Baret Hijau," kata Panda. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini