Opini

Opini : Ujian Nasional Partai Baru

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maksimus Ramses Lalongkoe, Dosen Fakultas Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara Jakarta.

Padahal, vaktual merupakan etape terakhir yang dilalui partai politik baru termasuk partai politik lama yang tidak lolos parliamentary threshold pemilu 2019 lalu.

Pembajak Vaktual

Dari sekian banyak partai politik baru yang muncul saat ini, tentu lawan politik dan masyarakat mulai melihat, mengamati dan melirik, kira-kira mana di antara partai-partai baru ini yang terlihat cukup menggeliat kerja kerasnya, memperjuangkan partainya agar lolos menjadi peserta Pemilu 2024 mendatang.

Lawan-lawan politik yang merasa terganggu hadirnya partai politik baru dalam kanca demokrasi, bisa saja melakukan manuver politik tingkat tinggi, dengan cara membajak para pengurus partai baru diberbagai daerah dengan sejumlah iming-iming dan janji manis jelang verifikasi vaktual.

Upaya dan intrik kotor ini sangat terbuka peluangnya, sebab, bila partai-partai baru yang berpotensi ini lolos sebagai peserta pemilu, maka akan mengancam konstituennya.

Apalagi, bila partai-partai baru ini menawarkan beragam konsep berpolitik modern yang lebih mengutamakan kekuatan kebersamaan, ketimbang campur tangan kelompok oligarki dan kapitalis dalam membangun sebuah partai politik.

Maka, bisa saja, untuk mematikan langkah partai politik baru ini lolos sebagai peserta pemilu, dilakukan amputasi jelang verifikasi vaktual melalui pembajakan para pengurus baik di tingkat provinsi, maupun di tingkat kabupaten dan kota.

Bila para pengurus, mudah goyah dengan berbagai iming-iming dan rayuan maut tangan-tangan kotor demokrasi, maka dengan mudahnya ia menerima tawaran tersebut apalagi bila tawaran itu disertai dengan lembaran rupiah sebagai imbalan atas keputusannya.

Situasi seperti ini, dibutuhkan komitmen kuat dan integritas para pengurus di semua tingkatan dalam mengamankan partainya, agar tidak mudah terpengaruh dan masuk angin yang akhirnya partai itu gagal lolos ujian nasional.

Pembajak politik biasanya selalu bermanuver di detik-detik terakhir, detik-detik di mana semua orang tidak melihatnya sebagai sebuah situasi yang mengancam perjuangan bersama. Dan lebih bahaya lagi kalau pembajak politik disambut oleh orang-orang yang memiliki sifat oportunis mencari kesempatan demi menguntungkan dirinya sendiri.

Integritas pengurus partai baru di sini menjadi taruhan, sehingga tidak menjadi oportunis dan menjadi kader toxic atau racun dalam sebuah perjuangan. Mengingatkan satu sama lain antarsesama pengurus agar tidak mudah dibajak juga menjadi salah satu pilihan yang terbaik jelang verifikasi vaktual. Bila para kader menjaga komitmen dan integritasnya, maka proses verifikasi vaktual akan berjalan lancar dan potensi menjadi partai baru peserta pemilu 2024 terbuka lebar.

Ibarat etape vaktual ini sama seperti ujian nasional bagi pendidikan dasar dan menengah, waktu dimana terjadinya proses evaluasi secara nasional. Selamat menghadapi ujian nasional partai politik baru, semoga mewarnai demokrasi di Indonesia. *

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini