Berita Nasional

Bursa Calon Panglima TNI Pengganti Jenderal Andika, Politisi PDIP Effendi Simbolon Sebut Plan A

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberikan keterangan pers terkait situasi keamanan di Sulteng, Jumat 13 Mei 2022. Andika Perkasa akan segera memasuki masa pensiun.

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun tiga bulan lagi atau pada akhir 2022 mendatang.

Di masa akhir tugas Jenderal Andika Perkasa itu, muncul wacana perpanjangan jabatan Panglima TNI. Ada usulan masa waktu pensiun Jenderal Andika ditunda agar ia bisa meneruskan jabatannya sebagai Panglima TNI sampai batas yang ditentukan oleh Presiden Joko Widodo.

Meski demikian, usulan itu sedikit tertutup. Menurut anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon, jika surat presiden (surpres) diserahkan ke DPR pada 4 Oktober 2022, kemungkinan pergantian Panglima TNI tetap pada rencana awal atau Plan A.

"Plan A sekarang mungkin yang laut (TNI AL) masuk," kata Effendi.

Effendi menyebut sebenarnya ada semacam kecenderungan soal calon Panglima TNI, di mana butuh sosok dengan usia dinas panjang, karena menjelang tahun politik pada 2023 dan 2024.

Politisi PDIP ini juga mengatakan bahwa dua kepala staf yang ada saat ini, yakni KSAL Laksamana Yudo Margono dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, akan purnatugas pada 2024.

"Sebenarnya analisanya yang sederhana di sisi lain ada stok besar yang memang kualitas bagus, chemistry stau hubungan personal dapat, kelahiran umur-umur yang masih 52, jadi sangat wajar," katanya.

Effendi mengatakan jika merujuk proses pergantian Panglima TNI sebelumnya, Presiden Jokowi biasanya akan mengirimkan surpres sebelum masa reses.

Baca juga: Panglima TNI dan KSAD Diisukan Tak Harmonis, Jenderal Andika : Saya Tak Ada Masalah

"Kalau kita siklusnya di pascareses lagi, masuk-masuk kan berarti di November. Kalau itu juga belum masih digunakan pas di ujung jelang model kayak Pak Hadi sudah pensiun sudah diajukan, itu tidak boleh diajukan. Itu ada cacat hukum kalau itu digunakan kandidat sekarang semua di bawah 10 bulan semua usia kedinasannya," terangnya.

Sementara anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi berpandangan Presiden Jokowi akan memberikan atensi lebih kepada Angkatan Laut.

Dalam hal ini KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. Menurut Bobby, besar peluang Jokowi akan memilih KSAL Yudo menggantikan Jendral Andika Perkasa.

Hal tersebut, kata dia, di antaranya karena selama masa pemerintahan Jokowi belum ada Panglima TNI dari Angkatan Laut (AL).

"Saya rasa Presiden akan memberikan atensi lebih ke AL, yaitu Pak Yudo. Selama masa pemerintahan Jokowi, belum ada panglima TNI dari AL, besar kemungkinan inilah saatnya walaupun tidak sampai 2024," kata Bobby.

Selain itu, menurut Bobby, sejauh ini Yudo juga tampak memiliki komunikasi yang baik dengan Presiden Jokowi dan Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.

"Hubungan cukup baik dengan Pak Jokowi dan Bu Megawati dan ada momen menamai kapal korvet TNI AL dengan nama KRI Bung Karno-369," lanjutnya.

Halaman
12

Berita Terkini