Wawancara Eksklusif

25 Tahun Paroki St. Gregorius Agung Oeleta, Romo Jeffrey Nome : Menghidupi Semangat Komunio

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PODCAST – Manager Online Pos Kupang Alfons Nedabang dan Ketua Panitia Pesta Perak Paroki St. Gregorius Agung Oeleta Kupang RD Jeffrey Nome (kanan) dalam acara Podcast Pos Kupang, Rabu 24 Agustus 2022.

Pada tanggal 31 Agustus 1997, tepat di hari minggu. Yang meresmikan Uskup Agung Kupang Mgr Gregorius Monteiro. Saat peresmian, sekaligus pengukuhan Pater Feliks Kosat sebagai pastor paroki yang pertama. Nama pelindung juga dikasih oleh Bapa Uskup. Jadi waktu itu ada dua nama yang diusulkan menjadi pelindung paroki, yaitu Santo Petrus dan Santo Gregorius. Bapa Uskup memilih Santo Gregorius Agung menjadi pelindung paroki. Pater Feliks Kosat menempati rumah pastoran.

Pada saat peresmian paroki, bangunan gereja belum ada?

Iya, gereja belum ada. Peresmian paroki di gudang Delsos. Setelah itu baru dibangun aula serba guna yang kemudian difungsikan menjadi gereja pertama. Umat sangat antusias. Mereka mengorbankan tenaga, material dan juga berbagai macam sumbangsih untuk membangun gereja.

Bagaimana dengan gereja motif kapal?

Seiring perjalanan waktu, memang perkembangan umat semakin banyak sehingga daya tampung gereja yang lama tidak bisa lagi. Kemudian umat bersama DPP dan Pastor Paroki berusaha untuk mendirikan satu gereja yang membentuk kapal itu yang sekarang gereja yang baru.

Gereja motif kapal itu idenya siapa?

Dari umat dan juga Pastor Paroki. Karena memang kita di Alak terutama di bagian barat dari Kupang, hampir semua kita punya umat itu adalah nelayan sehingga menjadi satu penghargaan dan penghormatan besar terhadap umat kita sehingga dibangun gereja berbentuk kapal.

Gereja berbentuk kapal supaya mengingatkan umat bahwa memang dari sini kami mendapatkan kehidupan dan kesejahteraan. Kalau kita berdiri di depan gereja, melayangkan pandangan ke Teluk Kupang, sama seperti di atas kapal dan sementara berlayar.

Gereja motif kapal ini mulai dibangun tahun 2004. Proses pengerjaan dan rampung dalam sepuluh tahun. Pada Februari 2017 baru dilakukan peresmian oleh Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang.

Apa makna filosofis dari gereja motif kapal?

Gereja motif kapal juga sebenarnya mengingatkan kami para pelayan, rohaniwan, imam bersama umat, kami sementara berlayar bersama Tuhan Yesus. Kita bertolak ke tempat yang lebih dalam dan kita bukan menemukan ikan tetapi kita menemukan jiwa-jiwa yang sebenarnya memang butuh untuk dipedulikan dan diperhatikan. Semua diangkat, ditarik ke dalam kapal yang adalah gereja supaya mereka menemukan kenyamanan, keamanan terutama mereka mendapatkan keselamatan di sana.

Bahwa memang di laut itu ada banyak gelombang, mungkin angin juga ada, tetapi ketika tarik mereka naik ke kapal, kita berlayar bersama Tuhan Yesus yang adalah kepala gereja, kita sesungguhnya akan hidup karena nahkoda kita adalah Tuhan sementara berlayar dengan umat Paroki Santo Gregorius Agung Oeleta.

Romo bisa deskripsikan simbol-simbol kapal yang melekat pada bangunan gereja?

Di situ ada jangkar sementara tergantung di samping. Itu sesungguhnya begini, iman kita itu harus menjangkar pada Tuhan supaya ketika badai dia membawa kita, tetapi kita tidak pernah lari keluar atau berari jauh dibawa arus atau gelombang perubahan zaman yang terus-menerus menempa manusia.

Jadi, iman itu harus menjangkar di batu karang yang sebenarnya adalah Tuhan Yesus sendiri, bukan Petrus. Supaya manusia atau umat yang percaya kepada Tuhan di dalam komunio atau persekutuan di dalam gereja, mereka menemukan bahwa kalau iman kepada Tuhan, mereka tidak akan pernah ditenggelamkan oleh gelombang arus zaman yang selalu mengintai, yang selalu datang untuk menerpa manusia.

Halaman
1234

Berita Terkini