POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pelindo II Pelabuhan Panjang Lampung mengaku beberapa barang dalam Tricon Container US Army tidak sesuai manifestasi.
Hal itulah yang membuat Tricon Container US Army disegel oleh pihak Bea Cukai dan dilakukan pendataan kembali di Pelabuhan Panjang Lampung, oleh Pelindo II.
Setiap barang yang datang dan masuk ke Pelabuhan Panjang wajib dicek dan disesuaikan serta sesuai standar operasional prosedur Pelindo II Pelabuhan Panjang Lampung.
Manajer Healthy, Safety, Security Environment (HSSE) PT Pelindo II, Adhi Nugroho saat dikonfirmasi menerangkan, memang setiap barang yang datang dan masuk ke Pelabuhan Panjang wajib dicek.
"Itu proses pengecekan dan penyesuaian (semua barang yang masuk Pelabuhan Panjang), semuanya harus melalui prosedur dan standar operasional prosedur (SOP)," kata Adhi Nugroho.
Adhi menambahkan, senjata Tricon Container US Army juga harus melalui proses bongkar dan harus dilakukan pengecekan dan penyesuaian.
Baca juga: Kasus Kematian Sertu Bayu di Timika, Panglima TNI Andika Perkasa Sebut Ada yang Sengaja Melambatkan
Menurut Adhi Nugroho, memang didapati ada beberapa senjata api dari Tricon Container US Army yang tidak sesuai dengan manifestasi.
"Karena ada beberapa barang (senjata) yang tidak sesuai dengan manifestasi, sehingga harus dilakukan penyegelan oleh pihak Bea-Cukai dan dilakukan pendataan kembali," katanya.
Pihak PT Pelindo Pelabuhan Panjang juga menegaskan, Tricon Container US Army tersebut adalah pendukung latihan perang TNI AD dengan US Army di Sumatera Selatan.
"Kami tegaskan lagi kalau senjata-senjata tersebut bukan impor, dan itu merupakan pendukung latih (TNI AD dan US Army), dan itu legal," jelas Adhi Nugroho.
Menurut Adhi, tidak semua peralatan dan perlengkapan Tricon Container US Army yang tidak terdata atau tidak sesuai dengan manifestasi.
"Ada (beberapa) senjata yang tidak tercantum di manifestasi, tidak semuanya. Kalau tidak terdata di manifestasi maka Bea Cukai larang barang masuk atau disegel, dan itu wewenang Bea Cukai," jelas Adhi.
Saat dikonfirmasi sejak kapan barang-barang tersebut masuk ke Pelabuhan Panjang, Adhi menyebutkan barang-barang tersebut masuk ke sejak Sabtu (23/7) kemarin.
Baca juga: Ruslan Buton Tawarkan Diri ke Panglima TNI, Siap Diberangkatkan ke Papua Untuk Lawan KKB, Simak Ini
Terkait tugas dari PT Pelindo II Pelabuhan Panjang terkait masuknya Tricon Container US Army, Adhi menjelaskan jika pihaknya hanya ketempatan saja.
"Dari Pelindo hanya ketempatan saja, karena gerbang masuk senjata dari Pelindo Panjang menuju Baturaja (Sumatera Selatan)," bebernya.
Terkait proses di dalam pelabuhan kata Adhi Nugroho, pihaknya telah berkoordinasi dan menyesuaikan semua unit untuk menjelaskan tugasnya sesuai standar operasional prosedur.
"Namun tetap untuk KSOP ada di Bea Cukai. Barang-barang yang tidak ada manifestnya tugas bea cukai (melakukan pemeriksaan dan pendataan)," kata Adhi Nugroho.
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 043 Garuda Hitam Mayor (Cpm) Eva Y Kamal mengatakan, kontainer berisi senjata militer AS yang disegel di Pelabuhan Panjang, Lampung akan digunakan dalam latihan acara Garuda Shield.
Latihan Garuda Shield merupakan kerja sama militer Indonesia dan Amerika dalam rangka latihan perang bersama. "Semua dalam rangka giat latihan bersama Garuda Shield, pendataan dan pencocokan pasti dilakukan. Demikian sekiranya," kata Eva Y Kamal.
Kini, satu kontainer senjata militer yang tidak masuk dalam daftar manifest pengiriman barang melalui Pelabuhan Panjang, Lampung masih disegel pihak Bea Cukai.
Mayor (Cpm) Eva Y Kamal juga menegaskan, terkait pendataan dan pencocokan senjata yang ada di Tricon Container juga pihaknya telah mendapatkan perintah dari Mabes TNI AD.
Baca juga: Nama Panglima TNI Masuk Bursa Capres NasDem, Anies Baswedan Paling Dominan
"Saat ini (Korem 043/Gatam) terkait senjata-senjata tersebut tengah dilakukan pendataan, dan kelengkapan dokumennya juga tengah kami lakukan," paparnya.
Menurutnya, saat ini situasi di areal Pelabuhan Panjang berlangsung normal dan kondusif, semua berjalan seperti kegiatan sehari-hari.
Pengamatan di lokasi, dari luar Pelabuhan Panjang tampak beberapa kali mobil kendaraan militer keluar masuk pintu utama pelabuhan. Tak hanya itu, dari pintu masuk utama juga sejumlah kendaraan yang masuk ditanya terkait kepentingan ke dalam pelabuhan. Di pintu masuk utama Pelabuhan Panjang juga tampak beberapa personel berseragam loreng tampak berjaga-jaga.
Terpisah, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa buka suara soal adanya satu kontainer senjata perang United States Army atau Angkatan Bersenjata Amerika Serikat di Pelabuhan Panjang, Lampung.
Andika menegaskan, satu kontainer senjata untuk latihan bersama antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan US Army itu bukanlah barang ilegal.
"Jadi yang kemarin di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung itu adalah mis, tetapi itu bukan sesuatu yang kemudian menjadi ilegal, itu yang kita klarifikasi," kata Andika dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Lebih lanjut, Andika juga memastikan kalau penyegalan terhadap satu kontainer senjata itu karena adanya keselisihan atau mis dalam teknis pengiriman senjata pada saat sudah memasuki Indonesia.
Terpenting kata Andika, kedatangan senjata US Army di Lampung itu sudah melalui proses dan mekanisme berdasarkan izin keamanan.
"Jadi proses dan mekanisme pemberian security clearance ini sudah selalu kita lakukan bahkan untuk kedatangan yang tidak terjadwal itu ada mekanisme, gak ada jadwal enggak ada rencana pun tetap bisa asal kita juga verifikasi atau konfirmasi," ucap dia.
Atas hal itu, kejadian penyegelan satu kontainer senjata dari US Army beberapa waktu lalu murni karena ada keselisihan. Dengan demikian, Jenderal Andika memastikan, persoalan satu kontainer senjata yang disegel sudah selesai. (tribun network/sir/gta/wly)