KKB Papua

Oknum ASN Wamena Komplotan KKB Papua, Terlibat Pembunuhan Bripda Diego, Begini Analisa Polisi

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JARINGAN KKB - Direktur Kriminal Umum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani menjelaskan keterlibatan oknum ASN Wamena berinisial AN dengan jaringan KKB Papua. AN memasok senjata rakitan dan amunisi untuk KKB Papua.

Theo Hesegem mengatakan, sangat ketahui betul bahwa berdasarkan data intelijen daerah Habema adalah daerah rawan konflik.

Sebagai komandan Brimob, lanjut Theo Hesegem, mestinya telah mengetahui daerah tersebut adalah daerah rawan. Sedangkan dia hendak ke daerah dan tidak mengajak anggota Birimob lain.

"Sampai sejauh mana hubungan antara saudara Alex Matuan dan seorang Komandan Brimob, apakah ada hubungan saudara, teman atau hanya sebatas minta tolong untuk menembak sapi," ujarnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: KKB Papua Serang Pos TNI Distrik Kiwirok, Prada Beryl Kholif Tewas

Komandan Tak Bawa Senjata

Menurut Theo Hesegem, setelah sapinya ditembak, Komandan Brimob meninggalkan anggota Bripda Diego Fernando Rumarpoen dengan dua pucuk senjata api. "Mengapa Komandan Brimob melepaskan senjata mengecek sapi tanpa membawah senjata," tanyanya.

"Apakah ada perjanjian dengan orang lain untuk menghilangkan nyawa saudara Rumaropen atau merampas senjatanya di tangan korban, lalu di bawah kabur sejatanya,"ujarnya.

Theo Hesegem menegaskan, seharusnya sebagai komandan Brimob harus mempelajari situasi belakangan ini di Kabupaten Jayawijaya.

"Kita ketahui ada beberapa pristiwa, demo berturut-turut namun berjalan dengan aman tanpa ada masalah, dan beberapa waktu kemudian terjadi pengibaran Bendera Bintang Kejora di beberapa tempat di kota Wamena," ujar Theo Hesegem.

Dia mengatakan, setelah pengibaran bendera tersebut aksi demo pada 10 Mei 2022, terjadi mematakan tukang bendera di halaman Kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya.

"Semua peristiwa ini perlu diamati secara cerdas oleh komandan sebagai seorang pimpimpinan. Justru komandan mengorbankan anak buahnya hingga sampai nyawanya korban begitu saja,"katanya.

Tidak Ada Balasan Bripda Diego

Theo Hesegem juga mempertanyakan tidak adanya perlawanan dari Bripda Diego Fernando Rumarpoen, padahal dia membawa dua pucuk senjata.

"Logikanya mungkin dengan panah di lempar dari jarak jauh, kalau dibacok dengan parang atau pisau mestinya harus ada perlawanan karena jarak dekat," ujarnya.

Dari semua kejanggalan, dia berharap Komandan Brimob AKP Rustam dapat menjelaskan kejadian yang sesungguhnya di lapangan.

Theo Hesegem meminta kepada Kapolri dan Polda Papua, mengambil langkah-langkah hukum tanpa mengorbankan masyarakat yang sama sekali tak tau masalah.

Halaman
1234

Berita Terkini