Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Permintaan ternak dari NTT menjelang hari raya Idul Adha meningkat. Jabodetabek dan Kalimantan, dua daerah dengan paling banyak permintaan ternak asal NTT.
Dalam sepekan saja, lebih dari seribu ekor ternak Sapi, Kambing dan Domba dikirim ke dua wilayah itu.
Yanto, salah satu staf perusahaan yang mengurus distribusi ternak NTT ke luar provinsi, mengaku, bila pada kondisi biasa permintaan dibawa 50 ekor ternak dalam sebulan, kini bertambah. Kenaikan bisa dua kali lipat dari jumlah biasanya.
"Hampir 100 persen. Kalau minta 50, dia naik lagi 100 pengiriman sekali atau dalam satu kapal untuk satu tujuan," sebut dia, Kamis 23 Juni 2022 ditemui di balai Karantina Pertanian Kupang.
Baca juga: Buktikan Sektor Pertanian Menjanjikan, Petani Milenial NTT Raup Untung Dari Ternak Babi
Sekali kirim, paling kurang 500 ekor ternak. Tiap pengepul atau penyalur akan mendapt kuota untuk penyaluran melalui balai karantina. Perusahaan membagi Kuota ke pengepul atau agen kecil.
Untuk pengiriman, Yanto akan berkoordinasi dengan Balai Karantina. Ternak melakukan karantina selama 14 hari sebelum diberangkatkan.
Petugas kesehatan juga, melakukan pemeriksaan seminggu sebelum keberangkatan. Perusahaan Yanto akan bertanggung pada ternak-ternak yang ada hingga sampai ke tujuan.
Rata-rata, ternak yang dikirim adalah sapi. Paling banyak, ternak sapi dibeli dari petani di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Amfoang di Kabupaten Kupang dan beberapa tempat lainnya.
Standar pembelian, paling dibawa dengan harga 5 juta dan bobot tiap sapi tidak kurang dari 250 kilogram. Ini juga merupakan standar dalam pemenuhan konsumen jelang idul Adha.
Dia mengaku, ternak yang dikirim memang ada juga yang telah dipesan secara pribadi oleh pembeli di pulau Jawa dan Kalimantan untuk kepentingan berkurban.
Pemesan khusus itu membeli ternak dengan bobot diatas 500 kilogram hingga 1 ton. Beberapa ternak pesanan khusus telah dikirim.
Baca juga: Populasi Ternak Sapi di Kabupaten Kupang 200 Ribu Ekor
Pengiriman, kata Yanto, menggunakan kapal tol laut dan kargo.
Pembatasan pengiriman ternak dalam situasi maraknya penyakit mulut dan kaki (PMK) pada sapi memang menjadi tantangan. Sejumlah wilayah di Indonesia telah dilarang lalulintas ternaknya keluar dari daerah asal.
Kepala Balai Karantina Kupang, drh. Yulius Umbu Hunggar, dalam apel siaga PMK yang dipimpin Inspektur jenderal (Irjen) Dr. Jan Maringka, Kamis 23 Juni 2022, menjelaskan, selama hampir enam bulan ini NTT sendiri telah mengirim 18 ribu ternak sapi, 38 ribu ternak kambing dan domba 113 ekor.
Yulius mengaku, ternak itu dikirim ke Kalimantan, Jabodetabek dan Sulawesi. Sebelumnya beberapa waktu lalu, dilakukan pengiriman 800 ternak sapi asal NTT ke Jabodetabek dan Kalimantan. Ternak yang dikirim wajib melakukan karantina selama 14 hari di balai karantina. Pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap ternak itu.
Dia menjamin, ternak yang diberangkatkan merupakan ternak dalam keadaan sehat. Untuk pemenuhan kebutuhan idul adha, pihaknya juga mencatat ada 2 ribu ekor ternak cadangan yang disiapkan. Pengiriman menggunakan kapal tol laut milik pemerintah.
Baca juga: Penyakit PMK Belum Ada di Kabupaten Kupang, Disnak Minta Petani Ternak Waspada
"Permintaan cukup tinggi untuk kebutuhan hewan kurban. Peningkatan kurang lebih 30 persen dari biasanya selama PMK," kata dia
Balai karantina juga rutin melakukan pengawasan ketat pada pintu masuk NTT. Hal itu mencegah terjadinya PMK di NTT. Tiap kapal atau penerbangan yang tiba di wilayah NTT tidak luput dari pemeriksaan satuan tugas (satgas) pencegahan PMK.
Ditingkat petani, satgas juga melakukan edukasi tentang pemeliharaan hingga menjaga kesehatan ternak. Petani juga diminta melapor ke petugas kesehatan hewan jika ada gejala PMK. (*)