POS-KUPANG.COM - Hari masih pagi. Aktivitas di salah satu Pos Keamanan di Papua, biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa pada hari nan cerah tersebut.
Demikian juga situasi di sekitar Pos Keamanan di sebuah kampung kecil di wilayah pedalaman Papua. Semuanya biasa-biasa saja.
Yang ada hanyalah canda tawa walau sesekali diwarnai tangisan manja anak-anak kecil.
Pagi itu cuaca memang sedikit lebih cerah. Kabut tipis yang hari-hari sebelumnya bergelajut di atas pucuk pinus, kini tak terlihat lagi.
Yang tampak hanyalah embun pagi namun sesaat kemudian disapu bersih oleh datangnya sinar mentari.
Tatkala jarum jam bergerak ke pukul 08.30 WIT, anak-anak kecil mulai riang gembira bermain di lapangan kecil dekat Pos Keamanan.
Dikala sedang asyik bermain, dua anak usia sekolah dasar, terlihat pula datang dan ikut bergabung.
Baca juga: Berebut Wanita Kribo, Anggota KKB Duel di Hutan, Saat Diamankan Malah Bongkar Kebusukan Komandan
Walau masih anak-anak, namun kedua anak tersebut bertubuh lebih besar dibandingkan dengan anak-anak yang lainnya.
Mungkin karena itu, sehingga kedua anak itu mudah sekali membaur. Bahkan demikian menyatu dalam permainan tersebut.
Memang sepintas kilas, kehadiran dua anak di lapangan dekat Pos Keamanan tersebut, tak ada masalah sama sekali.
Keduanya justeru membuat suasana di pagi itu terasa lebih ceria ketimbang hari-hari sebelumnya.
Hanya masalahnya, adalah tingkah laku kedua anak tersebut, tampak berbeda dari anak-anak seusia mereka.
Meski baru datang di kampung itu dan tak diketahui dari mana keduanya berasal, tetapi mereka justeru lebih berani.
Mereka tak sungkan-sungkan datang dan mendekati Pos Keamanan. Bahkan mengamati satu per satu situasi yang ada di pos tersebut.
Awalnya, keberanian kedua bocah tersebut disambut dengan senang hati oleh personel TNI Polri.
Setidaknya apa yang dilakukan kedua bocah tersebut, baik untuk memotivasi anak-anak Papua agar berteman dengan prajurit TNI Polri.
Akan tetapi, gestur tubuh kedua anak itu, tampak lain di mata prajurit TNI Polri.
Pasalnya, tatapan mata kedua anak tersebut sepertinya sedang menyelidiki sesuatu.
Itu terlihat dari cara mereka datang ke Pos Keamanan, lalu memberanikan diri untuk masuk ke dalam pos.
Sesaat kemudian, keduanya keluar dari Pos Kemanan kemudian dan membaur lagi dengan teman-temannya.
Tak lama berselang, keduanya datang lagi tapi mereka bukannya masuk ke dalam Pos, melainkan berjalan keliling sambil mengamati Pos Keamanan tersebut.
Baca juga: Tertembak di Mata Kaki, Anggota KKB Ini Roboh di Dekat PT Indo Papua, Ternyata Dia Pembunuh Bayaran
Cara-cara tersebut memang tak biasanya dilakukan anak-anak di kampung itu. Tapi prajurit TNI Polri tak mempedulikannya.
Hanya saja, seusai kedua anak itu pulang lantaran hari sudah siang, aparat TNI Polri kemudian membicarakan fakta tersebut.
Apalagi di hari berikutnya, kedua anak tersebut sama sekali tak terlihat batang hidungnya, manakala teman-teman yang lain telah bermain di tempat yang sama.
Dalam situasi tersebut, prajurit TNI Polri mulai waspada. Kewaspadaan memuncak ketika hari mulai malam.
Memang sebelum senja tiba, prajurit TNI Polri di Pos Keamanan tersebut mulai mengurangi bola lampu di bagian dalam pos.
Dua bola lampu ditempatkan di bagian depan dan belakang Pos Keamanan. Jaraknya pun sedikit lebih jauh dari posisi sebelumnya.
Bola lampu di bagian depan pos, misalnya, dipindahkan beberapa meter lebih maju dari titik terdahulu.
Begitu juga bola lampu di bagian belakang pos. Posisinya dialihkan ke jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.
Dan, saat malam tiba, kesiagaan di Pos Keamanan ditingkatkan. Bahkan peneranganan malam di bagian dalam pos, dipadamkan.
Malam itu, aparat TNI Polri praktis tak tidur sedetik pun. Mereka berjaga-jaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Namun hingga fajar tiba, semuanya biasa-biasa saja. Apa yang dikhawatirkan tak terjadi sama sekali.
Tapi seakan tak mau kecolongan, pola yang sama diulangi lagi pada malam berikutnya.
Ternyata apa yang dikhawatirkan itu, terbukti juga. Saat hampir subuh, terdengar longlongan anjing dari pinggir kampung.
Baca juga: Demi Papua Merdeka, Anggota KKB Nyatakan Siap Mati Berkalang Tanah, Daripada Hidup Bercermin Bangkai
Suara anjing yang bersahut-sahutan itu sepertinya membawa tanda buruk. Karena tak lama berselang, terdengar langkah kaki di sekitar Pos Keamanan.
Dibantu dengan cahaya lampu listrik yang terpasang sebelumnya, sehingga dengan menggunakan teropong, TNI Polri lebih mudah memantau situasi sekitar.
Dalam pantauan itu tertangkap jelas sejumlah bayangan yang bergerak melintas di sekitar Pos Keamanan.
Lantaran posisinya sudah sangat dekat, apalagi sosok tersebut bergerak dengan senjata api, prajurit TNI Polri pun tak punya pilihan lain.
Setelah memastikan bahwa akan ada serangan, aparat TNI Polri pun langsung melepaskan tembakan terukur.
Bak gayung bersambut, KKB pun langsung menghujani tembakan ke arah Pos Keamanan.
Lantaran tembakan balasan KKB itu dilakukan secara membabibuta, sehingga tak mengenai satu pun personel TNI POlri.
Sebaliknya, ketika dibalas dengan tembakan terukur, satu per satu awak KKB dipastikan terkena timah panas.
Mungkin karena melihat temannya berjatuhan di depan mata, KKB pun menghentikan serangan.
Baca juga: Targetnya Serang Mobil TNI Polri, Tak Disangka Komandan KKB Mendengkur Duluan Dihantam Benda Aneh
Mereka lantas memilih kabur sambil menggotong teman-temannya yang terkena amunisi.
Kontak senjata sewaktu subuh itu, memang berlangsung tak terlalu lama. Hanya kira-kira 20 menit lamanya.
Akan tetapi dalam serangan mendadak tersebut, KKB malah dengan mudah dipukul mundur oleh prajurit TNI Polri.
KKB bahkan gampang dihalau sebelum pelurunya menyentuh 'markas' mini yang ditempati awak organik TNI Polri
Dari serangan itu menjadi bukti bahwa anak-anak di Papua ternyata telah diperalat oleh kelompok separatis untuk menjadi mata-mata.
Anak-anak yang mestinya diasuh untuk tumbuh dan berkembang demi masa depan yang lebih baik, justeru digunakan untuk kepentingan KKB.
Kisah tentang penyerangan KKB ke Pos Keamanan itu pun viral seketika di jagat maya.
Kisah tersebut telah ditonton jutaan kali oleh warganet. Bahkan di kolom komentar, warganet tak lupa menitipkan banyak doa bagi para prajurit di medan laga.
Pada video viral tersebut, tak diungkapkan di wilayah mana KKB menyerang Pos Keamanan TNI Polri.
Tak diungkapkan pula dibawah pimpinan siapa, komplotan pengacau yang melakukan serangan mendadak, namun dengan mudah dilumpuhkan itu.
Baca juga: Anggota KKB Ini Diusir dari Pedalaman Papua, Bukannya Malu & Bertobat Tapi Tebar Ancaman Baru, Lho?
Tapi dari video yang viral itu terungkap fakta, bahwa niat KKB menyerang 'markas' TNI Polri di pedalaman Papua, malah dilumpuhkan sebelum melontarkan amunisi ke Pos Keamanan.
KKB berambisi untuk menghabisi prajurit TNI Polri, tetapi satu dua anggotanya justeru jatuh bersimbah darah.
Sampai saat ini tak diketahui secara persis apakah awak KKB di Papua terus berkurang lantaran rontok di tangan TNI Polri?
Tapi dari sejumlah fakta yang terungkap selama ini, bisa saja kekuatan KKB melemah karena pelbagai alasan.
Pertama, personelnya berkurang lantaran ditembak prajurit TNI Polri.
Kedua, personel KKB juga berkurang karena semakin banyak orang yang sadar dan kembali ke pangkuan NKRI.
Ketiga, awak KKB berkurang karena ruang geraknya dibatasi, baik dalam urusan rekrutmen anggota maupun dalam hal kepemilikkan senjata api.
Berikutnya, prajurit TNI Polri melakukan pengetatan di setiap pintu perbatasan, sehingga membendung pergerakan kelompok separatis tersebut.
Terakhir, rutinya patroli yang dilakukan secara bersama-sama oleh prajurit TNI Polri dari kampung ke kampung.
Baca juga: Mengejar Drone Milik TNI Polri, 2 Anggota KKB Ini Ndelosor Nyungsep Ditimpa Timah Panas, Simak Ini
Mudah-mudahan dengan pola yang diterapkan selama ini, konflik senjata di Papua bisa segera diakhiri.
Mudah-mudahan dengan sosialisasi yang terus menerus, pergolakan yang terjadi selama ini bisa segera berakhir
Dan yang tak kalah pentingnya, adalah bila kedua belah pihak sama-sama bersikap saling mengalah demi kepentingan rakyat, maka semua konflik akan dengan mudah disudahi. (frans krowin/*)