Dua negara yang secara tegas menolak UAS di negaranya, adalah Belanda dan Inggris.
Hingga kini tak diketahui apa alasan kedua negara tersebut menolak kehadiran UAS di negaranya.
Namun UAS mengungkapkan bahwa kala itu ia sudah mengantongi visa untuk masuk ke dua negara itu.
Akan tetapi, katanya, saat dirinya telah berada di pintu masuk dan memberikan paspornya untuk dicap,
saat itu disampaikan bahwa ia tak boleh masuk.
"Di Belanda tak boleh masuk. Di Inggris juga tak boleh masuk. Siapa yang unjuk rasa?" kata UAS.
Ia mengungkapkan pengalamannya tersebut, saat memberikan ceramah di Masjid Sabiha Gökçen, Bandar Udara Internasional Turki beberapa waktu yang lampau.
Kisah pahit Ustaz Abdul Somad ini, dilansir Pos-Kupang.Com dan TribunnewsWiki.
Baca juga: Singapura Tuding UAS Ajarkan Ekstremisme
"Mereka yang melakukan unjuk rasa menolak dirinya, di antaranya adalah persatuan LGBT.
"Karena ceramah saya dianggap menyinggung LGBT. Jadi persatuan LGBT dilaporkan mereka, difotonya, orang ini jangan masuk," kata UAS.
"Akhirnya saya tak bisa masuk. Tak ada saya melapor ke TV, melapor ke pemerintah tak ada. Saya diam saja," tegas UAS.
Hong Kong
Sebagaimana yang dilansir Tribunnews.com, Ustaz Abdul Somad ditolak masuk ke Hong Kong pada 23 Desember 2017 silam.
Fakta tersebut pernah diungkap UAS dalam postingan di akun Facebooknya, Ustaz Abdul Somad.
Berdasarkan kronologi yang disampaikan, UAS bersama rombongan baru tiba di salah satu bandara di Hong Kong pada Sabtu 23 Desember 2017, sekitar pukul 15.00 WIB.
"Saat keluar dari pintu pesawat, beberapa orang tidak berseragam, langsung menghadang kami dan menarik kami secara terpisah."
"Saya, Sdr Dayat dan Sdr Nawir," tulis Ustaz Abdul Somad.