Kondisi Terakhir Mariupol, "Kami Telah Terluka dan Mati di Dalam Bunker, Tapi Mariupol Akan Tetap Ukraina"
POS-KUPANG.COM - Ultimatim kedua Rusia bahwa Mariupol bakal jatuh pada Kamis 21 April 2022 siang sekali lagi belum menjadi kenyataan meskipun secara fisik kota itu sudah hancur berantakan.
Namun, kelompok pejuang terakhir dari pihak Ukraina yang bertahan di pabrik baja di kota itu tidak pernah mengenal kata menyerah.
"Mariupol dulu dan akan tetap Ukraina," begitu kata pejuang Ukraina di Mariupol dalam pembicaraan terakhir sebagaimana ditayangkan video BBC.
Salah satu pembela Ukraina terakhir di Mariupol mengatakan kepada BBC bahwa pabrik baja yang terkepung di mana mereka bersembunyi sebagian besar hancur di atas tanah dan warga sipil terperangkap di bawah bangunan yang runtuh.
Berbicara dari pabrik Azovstal - bagian terakhir Mariupol yang tidak berada di bawah kendali Rusia - Svyatoslav Palamar dari resimen Azov yang kontroversial mengatakan para pembela telah menangkis gelombang serangan Rusia.
"Saya selalu mengatakan bahwa selama kita di sini, Mariupol tetap di bawah kendali Ukraina," katanya.
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin membatalkan serangan Rusia yang direncanakan terhadap pabrik baja - labirin terowongan dan bengkel - dan memerintahkan pasukannya untuk menutupnya sebagai gantinya.
“Blokir kawasan industri ini agar lalat tidak bisa lewat,” katanya.
Sebagian besar Mariupol telah hancur dalam beberapa minggu pengeboman berat Rusia dan pertempuran jalanan yang intens.
Mengambil pelabuhan Laut Azov adalah tujuan utama perang Rusia dan akan melepaskan lebih banyak pasukan untuk bergabung dengan serangan Rusia di wilayah Donbas timur.
Kapten Palamar mengatakan Rusia telah menembaki pabrik baja dari kapal perang dan menjatuhkan bom "penghancur bunker" di atasnya.
BBC belum dapat memverifikasi akunnya. Tapi itu sesuai dengan kesaksian awal pekan ini dari seorang komandan marinir Ukraina juga di pabrik baja, yang mengatakan bahwa para pejuang kalah jumlah dan kehabisan persediaan.
"Semua bangunan di wilayah Azovstal praktis hancur. Mereka menjatuhkan bom berat, bom penghancur bunker yang menyebabkan kehancuran besar. Kami telah terluka dan tewas di dalam bunker. Beberapa warga sipil tetap terperangkap di bawah bangunan yang runtuh," kata Kapten Palamar.
Resimen Azov awalnya adalah kelompok neo-Nazi sayap kanan yang kemudian dimasukkan ke dalam Garda Nasional Ukraina.