Berita Rote Ndao Hari Ini

RD. Peter Dai: Salib Tanda Kemenangan

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rm. Peter Dai, Pr, memimpin perayaan ibadat Jumat Agung di Gereja St. Kristoforus Ba'a, Jumat, 15 April 2022.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

POS-KUPANG.COM, ROTE NDAO - Romo Moderator, Rm. Peter Dai, Pr saat memberi khotbah dalam perayaan ibadat Jumat Agung mengatakan bahwa Salib bagi umat Kristiani adalah tanda kemenangan.

Mengapa dikatakan Salib sebagai tanda kemenangan, karena karya keselamatan dari Tuhan Yesus untuk umat manusia dibebaskan dari dosa, Tuhan Yesus rela memikul Salib dan wafat di Kayu Salib.

Tuhan Yesus mengasihi umat-Nya, sampai pada kesudahan-Nya dan semuanya terlaksana di Salib.

Jumat Agung merupakan bagian dari Tri Hari Suci Paskah setelah Kamis Putih dan akan diikuti dengan Paskah. Umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Jumat Agung pada Jumat, 15 April 2022. 

Baca juga: Ibadah Jumat Agung di Gereja Paroki MBSM Kambajawa, Romo Nazar: Tiada Kebahagiaan Tanpa Penderitaan 

Jumat Agung juga merupakan hari peringatan penyaliban Yesus Kristus di Bukit Golgota. Usai dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, Yesus memanggul sendiri salib-Nya ke Golgota.

Dia memanggul salib-Nya dalam kondisi penuh luka dan hampir hilang tenaga untuk menebus dosa manusia.

"Kenangan akan sengsara Tuhan mengajak kita untuk juga menerima pengalaman penderitaan, kekalahan, kesedihan  dan kesulitan hidup sebagai pengalaman yang harus disyukuri, karena disanalah kita berbagi kemuliaan Salib dengan Tuhan," pesan Romo Peter.

Drama yang dimainkan di Jalan Salib pada Jumat Agung, dikatakan Romo, sering membuat banyak orang meneteskan air mata, melihat kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus.

Baca juga: Umat di Kapela Kristoforus Matani Kupang Ikuti Ibadah Jalan Salib, Ini Suasananya

"Banyak orang yang suka menangis waktu Jalan Salib atau pada waktu cium Salib, namun tidak tersentuh dengan penderitaan Yesus. Ketika kita sendiri mengalami pengalaman tidak baik, seperti mendapatkan penyakit, kehilangan pekerjaan, maupun diperlakukan tidak adil, mudah sekali mengatakan bahwa Tuhan tidak baik untuk kita," imbuhnya.

Romo menerangkan bahwa mengenang peristiwa Jalan Salib, bukanlah suatu peristiwa kelam, kekalahan, dan tidak berdaya. Justru dalam Jalan Salib dan wafat Tuhan Yesus di kayu Salib, sempurnalah cinta Tuhan Yesus untuk umat-Nya.

"Mari kita menyadari bahwa Tuhan yang baik itu, juga yang mengajak kita menderita bersama-Nya. Dia tidak hanya ada pada hari kemenangan Paskah, tetapi juga dalam penderitaan di Golgota," pesan Romo Peter.

Baca juga: Tiga Hari, Tim SAR Gabungan Temukan Jenazah Wisatawan yang Terseret Arus di Air Terjun Cunca Wulang

Menurut Romo, perjalanan iman sebagai orang-orang Katolik,  bukan hanya perjalanan Paskah saja yang penuh sukacita dan kebahagiaan. Tetapi hidup orang Katolik, tidak ada artinya tanpa adanya jalan Salib. Maka, orang Katolik harus mengalami Jumat Agung, supaya Hari Raya Paskah ada artinya.

"Tidak ada hidup tanpa pengorbanan, tidak ada paskah tanpa Jumat Agung," tutup Romo Peter.

Setelah khotbah dan doa umat oleh Romo Peter, umat Katolik Paroki St. Kristoforus Ba'a, Kabupaten Rote Ndao, memberi penghormatan terhadap Salib atau yang lebih akrab disebut cium Salib, sebagai penghayatan peristiwa wafatnya Yesus di kayu salib dalam perayaan Jumat Agung di Gereja St. Kristoforus Ba'a, Rote Ndao.

Untuk diketahui, dalam Perayaan Paskah tahun 2022, Keuskupan Agung Kupang mengusung tema APP (Aksi Puasa Pembangunan), 'Memulihkan Kehidupan', dengan fokus refleksi, Bumi Sehat Manusia Sejahtera.(*)

Berita Rote Ndao Hari Ini

Berita Terkini