Tuhan itu telah setia bersama Pater Alex selama 60 tahun dengan menjaga dan merawat imamat dalam bejana tanah liat kemanusiaan.
Selama 60 tahun, Pater Alex telah berpeluh, berkeringat seperti para nelayan Lamalera kekar yang dibakar keganasan terik matahari di tengah hamparan laut nan ganas. Tapi tetap setia berziarah seperti para perempuan Lamalera ber-penetang (berjalan ke pedalaman Lembata untuk membarter hasil bumi).
Dan hari itu, 23 Oktober 2011, kebahagiaan dan kegembiraan rasanya tidak tuntas dilukiskan dengan kata. Kebahagiaan dirayakan dengan sederhana tapi bermakna agung.
Seperti kata pemazmur: bagai petani yang tersenyum bahagia kembali dari ladang dengan memikul berkas-berkas padi. Seperti kebahagiaan para prajurit yang kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan.
Kebahagiaan itu tetap terlukis di antara deretan tena laja yang akan mematung hingga kapan pun. (Dion DB Putra/sumber: Harian FloresStar 27 Januari 2012)