Berita Flores Timur Hari Ini

Gaji Guru Kontrak Daerah Dipangkas, Begini Tanggapan Ketua PGRI Flotim

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua PGRI Flores Timur, Maksimus Masan Kian

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur telah mengambil kebijakan memangkas gaji guru dan tenaga kesehatan yang berstatus tenaga kontrak daerah. 

Sebelumnya gaji nakes dan guru kontrak daerah sebesar Rp 1.150.000 perbulan, kini dipangkas menjadi Rp.1.000.000 perbulan.

Menanggapi hal itu, Ketua PGRI Flores Timur, Maksimus Masan Kian menilai keputusan Pemda Flores Timur itu sangat tidak berpihak kepada guru sebagai profesi yang menjamin masa depan anak bangsa.

Baca juga: Begini Pesan Moral Ketua MUI Flores Timur di Momen Isra Miraj

"Coba kita ulas beban kerja dan kesejahteraan guru kontrak daerah disandingkan dengan keputusan pemerintah menyesuaikan gaji guru kontrak. Beban guru dalam menjalankan tugas setiap hari itu cukup berat. Pagi sudah berada di sekolah dan menunaikan tugas hingga siang. Tidak sekedar datang duduk dan pulang. Malam sebelum besok ya masuk kelas, seorang guru sudah mempersiapkan semua perangkat pembelajaran, media dan sumber sumber pembelajaran disiapkan dengan baik," ujarnya kepada wartawan, Kamis 3 Maret 2022.

Ia mengatakan, dalam proses pembelajaran di kelas, guru dituntun aktif mengajar dengan metode yang beragam untuk mengaktifkan siswa dan memudahkan siswa memahami pelajaran. 

Dalam proses pembelajaran itu, guru harus melakukan observasi melihat kemampuan pada rana kognitif, psikomotorik dan afektif. 

Tugas guru tidak sampai di situ, di rumah ia harus bergelut dengan proses penilaian, evaluasi, lalu ia harus menyiapkan tugas untuk remedial bagi yang nilainya tidak tuntas dan pengayaan bagi yang nilainya sudah tuntas. Setiap pembelajaran ada tugas yang diberikan, dengan telaten ia harus memeriksanya.

Baca juga: Masyarakat Flores Timur dan Lembata Deklarasi Forkom Tite Hena Bali

Di tengah pandemi Covid-19, para guru tidak mengenal libur. Pembelajaran dilakukan secara daring. Guru berperan ekstra menyiapkan materi dalam bentuk video pembelajaran juga modul pembelajaran.

Guru dituntut mampu menyiapkan kelas maya untuk pembelajaran daring. Setelah itu, guru-guru harus turun ke lapangan menemui siswa di rumah rumah untuk menghantarkan soal dan menjemput pekerjaan mereka.

"Ini dilakukan dengan penuh pengorbanan tidak mengenal lelah. Tidak ada insentif khusus atau uang perjalanan dinas saat guru harus ke lapangan menemui siswa dari rumah ke rumah," jelasnya. 

"Upah Rp. 1.150.000 yang selama ini diterima oleh guru kontrak daerah, menurut dia, adalah angka yang sangat kurang namun tidak pernah dikeluhkan guru. Di tengah pandemi covid mereka cukupkan gaji mereka yang minim itu. Membeli bensin untuk kendaraan, beras, kopi, gula minyak tanah, untuk makan sehari-hari, kebutuhan  ATK untuk bahan ajar mendukung  pembelajaran. Belum lagi kalau mengalami sakit. Lalu dalam kondisi sulit ini, mesti kabar yang datang adalah menggembirakan. Ini kabar berita yang datang justru membuat sedih. Gaji guru kontrak harus disesuaikan dari Rp.1.150.000 menjadi Rp.1.000.000. Ini sangat menyedihkan," sambungnya. 

Menurut dia, para guru mendidik generasi dengan pengabdian total tapi jasa-jasa guru kontrak diabaikan pemerintah daerah Flotim.

"Bagaimana mungkin kita harapkan adanya reward bagi guru-guru yang berprestasi karena inovasinya. Guru-guru yang berdedikasi pada wilayah terisolir jika hak mereka yang sudah kecil itu disesuaikan lagi menjadi lebih kecil lagi. Semakin sulit hidup para guru kontrak daerah di daerah ini," tegasnya. 

Ia berharap, kiranya ada ruang permenungan hati para pejabat Flores Timur baik eksekutif maupun legislatif bahwa, mereka bisa seperti hari ini sedikitnya berkat jasa dan keringat para guru.

Halaman
12

Berita Terkini