Berita NTT Hari Ini

Bakohumas Gelar Pertemuan Bahas DBD di NTT

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERTEMUAN - Suasana pertemuan Bakohumas di lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur membahas penanganan DBD. Selasa 15 Februari 2022.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG-- Demam Berdarah Dengue (DBD) di Nusa Tenggara Timur alami kenaikan. Keterlibatan semua pihak dibutuhkan dalam penanggulangan kasus ini. Tercatat pada 13 Februari 2022 kasus mencapai 1155. Jumlah kasus, 8 orang meninggal dunia, 1107 sembuh dan 40 sedang dalam perawatan.

Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT menggelar pertemuan antar Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) di lingkup Pemprov NTT dengan narasumber dari Dinas Kesehatan NTT dan Dinas Kebersihan Kota Kupang serta stakeholder lainnya.

Kegiatan itu untuk membahas upaya penanganan DBD di NTT. Kegiatan dilaksanakan di Aula Hotel Sasando Kota Kupang, Selasa 15 Februari 2022.

Analis Kebijakan pada biro Pimpinan Setda NTT dan juga ketua panitia kegiatan France Tiran menjelaskan, tujuan kegiatan ini agar memberikan pemahaman dalam menginformasikan mengenai kasus DBD sekaligus mengetahui perkembangan terkini dan alur penanganan DBD.

Baca juga: Breaking News: 1.165 Kasus DBD di NTT Terjadi Dalam Dua Bulan Terakhir

Sementara itu,Kabid P2P, Erlina Salmun, M. Kes menegaskan saat ini Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota mengenai pencegahan DBD dengan cara penerapan 3M, penggunaan kelambu, menabur ikan pemakan jentik dan menggunakan obat nyamuk.

"Yang kami lakukan saat ini adalah merujuk surat Kepala Dinas Kesehatan NTT agar segera dilakukan upaya strategis pencegahan DBD di wilayah masing-masing sesuai dengan peran dan terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pencegahan dan pengendalian," kata Erlin.

Peningkatan kasus DBD terjadi di dua daerah yakni Kabupaten Manggarai Barat dan diikuti Kota Kupang. Juga dari Kabupaten Sikka dan Sumba Barat Daya. Menurut dia, kasus alami kenaikan sangat signifikan.

Erlin mengimbau warga agar selalu melakukan pembersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk guna meminimalisir dampak resiko penularan DBD. Pemerintah Daerah juga diminta untuk melakukan penyemprotan atau pengasapan dengan insektisida di wilayah yang sudah ada penderita DBD.

Baca juga: DBD di NTT Per Januari 2022 Sebanyak 573 Kasus, Angka Ini Naik Dari Tahun Lalu

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya yang dibacakan Asisten III bidang Administrasi Umum Setda Provinsi NTT, Samuel Halundaka menjelaskan, lonjakan kasus ini harus disikapi secara serius oleh semua pihak, termaksud masyarakat.

DBD merupakan salah satu satu penyakit menular yang bisa menjangkir siapapun, juga anak-anak yang justru sangat rentan terpapar. Untuk itu, masyarakat harus mewaspadai ancaman DBD dan melakukan upaya pencegahan secara berkala.

Menurutnya, Pemerintah membutuhkan kerhasama semua pihak untuk memperhatikan lingkungan serta menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, perlu dilakukan pula penyebaran Abate, pengasapan, dan pemberantasan sarang nyamuk serta membentuk juru pemantik di lingkup rumah tangga.

Kepala Dinas Kebersihan Kota Kupang, Orson Nawa menegaskan, nyamuk aidis agypti, pemicu DBD banyak berkembang biak di penampungan air dan pengelolaan sampah yang tidak baik.

"Sistem pengelolaan sampah di Kota Kupang belum berjalan baik dan menyebabkan potensi kembang biak vektor DBD di rumah, TPS, lingkungan dan TPA," kata Orson.

Ia juga menyebut sumber sampah di paling banyak berasal dari rumah tangga, pasar tradisional, perkantoran, fasilitas publik, dan pusat perniagaan. Akibatnya, volume sampah padat anorganik meningkat dan terjadi pertumbuhan sarang nyamuk.

Karena itu, Orson juga menghimbau masyarakat untuk mendukung mengatasi masalah sampah liar sebagi sumber peningkatan kasus DBD. (*)

Berita Terkini