Berita NTT Hari Ini

Ekonomi NTT Tumbuh Sebesar 2,51 Persen pada 2021, Simak Penjelasan BPS NTT

Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ir.Adi Hendrik Manafe,M.Si, Pelaksana tugas Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur saat pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2021 yang dilaksanakan di Swiss-Belcourt Kupang pada Selasa 8 Februari 2022.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Asti Dhema

POS-KUPANG.COM,KUPANG - Pertumbuhan ekonomi provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 2,51 persen sepanjang tahun 2021 pada Selasa, 8  Februari 2022.

Kepada Pos Kupang, Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ir.Adi Hendrik Manafe,M.Si menyampaikan pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 2,51 Persen. 

"Tahun 2022 ini kan kita merilis pertumbuhan ekonomi Untuk tahun 2021 secara khusus di triwulan IV tahun 2021 pertumbuhannya sebesar 3,10 persen sedangkan situsi artinya pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 itu sebesar 2,51 persen,"kata Adi.

Ekonomi NTT tahun 2021 tumbuh sebesar 2,51 persen (c-to-c). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 11,34 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran komponen PK- LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,61persen.

Baca juga: BPS NTT Sebut Kota Maumere Paling Rendah Inflasinya

"Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi itu jasa kesehatan dan kegiatan sosial mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi yaitu 15,96 persen.Jadi pertumbuhan year on year atau secara tahunan untuk NTT itu 3,10 persen itu artinya perbandingan pertumbuhan triwulan IV 2021 terhadap triwulan IV 2020. Memang pertumbuhan 3,10 ini mengalami trend positif ya," terang Adi.

Ekonomi NTT triwulan IV-2021 tumbuh sebesar 3,10 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 (y-on-y). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 15,96 persen.

"Pertumbuhan ini kan tentu berkontribusi dari berbagai kategori ya atau kita sebut dengan kategori pengeluaran ya. Jadi yang berpengaruh untuk pertumbuhan ekonomi NTT adalah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan kemudian yang berikut adalah dari administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib itu yang kedua, ketiga adalah dari sektor konstruksi ini yang berdampak besar kepada pertumbuhan ekonomi NTT itu semua berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),"jelas Adi.

Perekonomian NTT PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2021 mencapai Rp110,89 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 70,54 triliun.

Baca juga: BPS NTT : Inflasi di Sumba Timur Dipicu Naiknya Harga Pangan Hingga Tembakau

Dari sisi pengeluaran,Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 14,92 persen.

Dari sisi persona berdasarkan zona wilayah tiga provinsi yakni Bali,Nusa Tenggara Barat (NTB) dan NTT bahwa perekonomian NTT 3,10 persen berada di bawah NTB 3,16 sedangkan Bali 0,51 persen. Kalau dijejerkan NTT berada diperingkat kedua.

"Kalau kita persona ya,katakan di Bali dan Nusa Tenggara kemarin itu kami merilis bahwa perekonomian Nusa Tenggara Timur itu  dalam zona wilayah Bali dan Nusa Tenggara itu 3,10 persen berada di bawah Nusa Tenggara Barat yang 3,16 persen, sedangkan Bali hanya 0,51 persen. Jadi kita berada di peringkat dua ya kalau dijejerkan di tiga provinsi ini,"katanya.

Menurut Adi, komponen yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi NTT sepanjang tahun 2021 adalah sektor konstruksi yakni mengalam pertumbuhan 13,06 persen.

Baca juga: SP Online BPS NTT tak Capai Target

"Konstruksi. Konstruksi ini dampak yang besar ya kalau kita lihat di sini bahwa konstruksi itu secara year on year (yoy) bertumbuh 13,06 persen,kemudian pedagang besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor juga tumbuh 8,49 persen. Saya kira itu ya yang signifikan berpengaruh pertumbuhan ekonomi NTT,"pungkas Adi.

Sedangkan ada pun komponen yang mengalami kontraksi atau mengalami pertumbuhan minus yakni pada sektor jasa keuangan,kemudian industri pengolahan dan jasa pendidikan.

"Kemarin itu salah satunya jasa keuangan kalau tidak salah kemudian industri pengolahan angka pertumbuhannya agak rendah termasuk jasa pendidikan yamengalami kontraksi atau pertumbuhan minus,"ungkap Adi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Provinsi NTT, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT sebagai berikut: 

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2021 Terhadap Tahun 2020(c-to-c)

Perekonomian NTT tahun 2021 tumbuh sebesar 2,51 persen. Pertumbuhan ekonomi terbesar pada tahun 2021 terjadi pada lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yaitu sebesar 11,34 persen, diikuti oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,02 persen dan Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 7,01 persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi NTT pada tahun 2021,lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaanpertumbuhanekonomi NTT dengan nilai sebesar 1,34 persen.Selanjutnya diikuti oleh lapangan usaha Konstruksi sebesar 0,70 persen dan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,49persen.

Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan masih mendominasi perekonomian NTT pada tahun 2021 dengan kontribusi sebesar 29,17 persen. Selanjutnya diikuti oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan kontribusi sebesar 13,41  persen dan lapangan usaha perdagangan Besar dan eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 11,48 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2021 Terhadap Triwulan IV-2020(y-o-y)

Ekonomi NTT triwulan IV-2021 dibandingkan dengan triwulan IV-2020 tumbuh sebesar 3,10 persen. Pertumbuhan ekonomi positif terjadi pada hampir seluruh kategori lapangan usaha kecuali pada lapangan usaha Industri Pengolahan, Jasa Keuangan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib serta Jasa Pendidikan. 

Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yaitu sebesar 15,96 persen. Selanjutnya disusul oleh lapangan usaha Konstruksi sebesar 13,06 persen dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 12,35persen.

Bila dilihat dari penciptaan pertumbuhan ekonomi NTT triwulan IV-2021, maka lapangan usaha Konstruksi menyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar yaitu sebesar 1,32 persen. Kemudian disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,94 persen dan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,55 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2021 Terhadap Triwulan III-2021(q-to-q)

Ekonomi NTT triwulan IV-2021 dibandingkan dengan triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 2,59 persen. Pada triwulan ini, sebagian besar lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif, dimana pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 24,49 persen. Selanjutnya disusul oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 7,68 persen serta lapangan usaha Pengadaan Listrik, Gas sebesar 6,55 persen.

PDRB Menurut Pengeluaran

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-IV 2021 Terhadap Triwulan I-IV 2020(c-to-c)

Ekonomi NTT pada tahun 2021 terhadap tahun 2020 tumbuh positif sebesar 2,51 persen. Bila dilihat dari sisi pengeluaran, beberapa komponen mampu tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,61 persen, diikuti oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,79 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 1,58persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi NTT tahun 2021 (c-to-c), Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,16 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,21persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2021 Terhadap Triwulan IV-2020(y-on-y)

Ekonomi NTT pada triwulan IV-2021 terhadap triwulan IV-2020 tumbuh positif sebesar 3,10 persen. Bila dilihat dari sisi pengeluaran, beberapa komponen mampu tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 14,92 persen, diikuti oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 10,95 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,88persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi NTT triwulan IV-2021 (y-on-y), Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 4,99 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,63persen.

Struktur PDRB NTT menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan IV-2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (68,95 persen) yang mencakup lebih dari separuh PDRB NTT. Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDRB NTT secara berturut-turut adalah PMTB (49,66 persen), Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (34,81 persen), Ekspor (7,55 persen), dan Pengeluaran Konsumsi LNPRT (3,59 persen). Sementara Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 65,57 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2021 Terhadap Triwulan III 2021(q-to-q)

Ekonomi NTT triwulan IV-2021 terhadap triwulan III-2021 (q-to-q) tumbuh sebesar 2,59 persen. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan positif yang terjadi di beberapa komponen pengeluaran. Komponen yang mengalami perumbuhan tertinggi yaitu Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 52,36 persen, diikuti Ekspor sebesar 46,89 persen. cr16. (*)

Berita NTT lainnya:

Ir.Adi Hendrik Manafe,M.Si, Pelaksana tugas Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur saat pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2021 yang dilaksanakan di Swiss-Belcourt Kupang pada Selasa 8 Februari 2022. (POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA)

Berita Terkini