Berita Malaka

Diserang DBD, 4 Pasien Dirawat di RSPP Betun, Malaka

Penulis: Edy Hayong
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Malaka, drg. Paskalia Frida Fahik

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong

POS-KUPANG.COM, BETUN - Musim hujan yang berkepanjangan dalam sebulan belakangan ini, berdampak pada meradangnya penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD).

Sepanjang Desember 2021 ini, ada 4 pasien yang DBD menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Penyangga Perbatasan (RSPP) Betun, Kecamatan Malaka Tengah. Dari 4 pasien ini, 3 telah sembuh sementara 1 pasien masih dalam perawatan.

Hal ini diungkapkan Direktur RSPP Betun, dr. Lina Sembiring kepada Pos-Kupang di Betun, Selasa (28/12/2021).

Dijelaskan dr. Lina, pasien DBD yang dirawat di RSPP Betun saat ini belum mengalami peningkatan kasus. Saat ini tercatat 4 pasien DBD yang dirawat di rumah sakit milik daerah.

Lina merincikan, pasien DBD yang masuk pada Desember 2021 ini, pada tanggal 5 Desember anak berusia 1 tahun beralamat di Bakiruk, Tanggal 14 Desember bayi 11 bulan, dari Tubaki, tanggal 20 Desember anak 12 tahun dari Weulun dan tanggal 26 Desember seorang Nona 20 tahun dari Desa Wehali.

"Ini yang menginap di RSPP saja dan tiga sudah sembuh dan pulang ke rumah. Saat ini tinggal 1 pasien yang masih dirawat dan telah membaik," kata Lina.

Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Malaka, drg. Paskalia Frida Fahik membenarkan soal 4 pasien DBD yang dirawat di Rumah Sakit.

"Ada 4 orang yang dirawat di RSPP Betun selama bulan Desember. Himbauan kami agar warga tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan Pola 3 M plus," jelas Farida.

Beberapa waktu lalu Farida menginformasikan
bahwa wilayah Kabupaten Malaka juga rawan pandemi malaria. Hasil temuan titik paling rawan terutama di Kecamatan Wewiku. Kondisi ini mendorong semua pihak untuk memeranginya karena tidak bisa hanya dibebankan pada petugas kesehatan semata.

"Di Kabupaten Malaka yang perlu diwaspadai juga penyakit malaria. Untuk penyakit malaria selama tahun 2021 ini ada 22 kasus. Yang terakhir ditemukan 2 kasus tapi pasiennya sembuh," katanya.

Dirinya berharap masyarakat tetap waspada dan kuncinya pada menjaga lingkungan tetap bersih. Semua keluarga harus memulai dengan menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

"Kita bersama harus turut terlibat. Para camat dan kepala desa perlu menggelorakan gerakan Jumat Bersih. Mari sama-sama berkomitmen agar tahun 2022 ditekan kasus malaria di Malaka agar jangan bertambah lagi dari temuan sekarang 22 kasus," pinta Paskalia.(*)

Baca Berita Malaka Lainnya

Berita Terkini