Jadwal Tinju Dunia, Anthony Joshua vs Oleksandr Usyk, Joshua Pertarukan Semua Gelarnya

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUDAL Balistik Dongfeng 26 atau DF-26 milik China

POS KUPANG.COM -- Aliansi militer baru tiga negara Australia , Inggris dan Amerika telah menyebabkan kerisauan di negara-negara Asia Tenggara dan Pasfifik

China bahkan terang-terangan menentang aliansi itu bahkan mengancam akan menggunakan senjara nuklir bila perang benar-benar berkecamuk

Aliansi AUKUS yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia itu telah menyetujui kesepakatan kapal selam nuklir baru.

Tujuannya guna menanggapi agresi China di Indo-Pasifik.

Ketika aliansi baru terbentuk di Pasifik melawan China, seorang diplomat senior China angkat bicara.

Baca juga: Apakah Kesepakatan AUKUS Mengarah ke Perang di Laut China Selatan?

Sha Zukang, mantan duta besar untuk PBB, mengatakan kepada China Arms Control and Disarmament Association bahwa China harus memeriksa kembali dan menyempurnakan pendekatannya terhadap senjata nuklir.

Sha mengatakan kebijakan untuk tidak menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir harus dibatalkan.

Alasannya karena AS membangun aliansi militer baru dan karena meningkatkan kehadiran militernya di lingkungan China.

Baca juga: Bagaimana Australia Bisa Memperbaiki Hubungan dengan Prancis Setelah Sengketa Kapal Selam AUKUS?

Kini negosiasi antara China-AS yang setuju bahwa tidak ada pihak yang akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu sudah tidak cocok lagi.

“Untuk beberapa waktu di masa depan, AS akan melihat China sebagai pesaing utamanya dan bahkan musuhnya," kata Sha seperti dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (25/9/2021).

Sejak 1968, Beijing telah mengadopsi kebijakan di mana ia hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai pembalasan.

Laporan Barat menunjukkan China, negara kelima yang mengembangkan persenjataan nuklir, memiliki persenjataan antara 250 hingga 350 rudal.

Hu Xijin, editor outlet yang dikelola negara Global Times, mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat harus memperbesar persenjataannya menjadi 1.000 hulu ledak.

Baca juga: Australia Beli 8 Kapal Selam Nuklir , Pemerintah Indonesia Beri Peringatan Krim 5 Pernyataan Sikap

“Kita perlu memiliki persenjataan senjata nuklir yang lebih besar untuk mengekang ambisi strategis AS dan dorongannya terhadap China," kata Hu Xijin.

“Anda tidak memohon untuk hidup berdampingan secara damai antar negara, tetapi Anda membutuhkan alat strategis untuk membentuknya.”

Pasca sliansi AUKUS, China memang sangat waspada.

Karena dua negara itu akan melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.

Walau begitu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pihaknya memang memasuki "pakta selamanya" dengan AS dan Inggris.

Tetapi menekankan Canberra tidak ingin memulai konflik nuklir.

“Biar saya perjelas – Australia tidak berusaha untuk membangun industri nuklir atau membangun kemampuan nuklir sipil," kata Horrison.

"Dan kami akan terus memenuhi semua kewajiban non-proliferasi nuklir kami.”

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menambahkan kesepakatan itu tidak ditujukan ke China.*

Sebagian artikel ini sudah tayang di sosok.Grid.ID dengan judul: Pantas China Murka Terhadap Aliansi Aukus, Rupanya Perang Nuklir Diprediksi Makin Mendekat, Negeri Panda Langsung Ambil Tindakan Nekat Ini Jika Hal Itu Sampai Terjadi 

Berita Terkini