"Memang ini merupakan persoalan kemanusiaan yang luar biasa, karena menyangkut kematian beberapa prajurit TNI di Posramil Kisor," tuturnya.
Namun, tidak boleh libatkan masyarakat sipil menjadi korban.
"Hari ini anak dan perempuan sudah masuk ke hutan, kami lihat foto yang beredar memang tidak manusiawi. Kami tidak tega lihat mereka tidur di tikar dan rumput saja," ucap Ayello.
Lanjut dia, kepada aparat harus menuntaskan persoalan ini agar tidak menjadikan masyarakat sebagai korban.
"Kami minta agar jangan sampai anak-anak dan perempuan, terlantar karena persoalan ini," ujarnya.
Harapan Ayello, aparat harus bisa selesaikan dengan baik, dan mengumpulkan semua tokoh di Maybrat dan Papua Barat.
Selain itu, Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron, mengaku masyarakat yang mengungsi karena takut dengan teroris.
"Pihaknya meminta agar masyarakat kembali ke kampung, dan tidak usah khawatir," tuturnya.
"Kalau untuk oknum tetap dikejar, karena dia telah meresahkan masyarakat," tegasnya.
Baca juga: Sadis! KKB Papua Serang Prajurit TNI di Maybrat, 4 Gugur, 2 Lainnya Dikabarkan Hilang
Mata-Mata Beberkan Kronologi Pembantaian
Di hadapan aparat Kepolisian MY salah satu pentolan KNPB membeberkan kronologi penyerangan Pos TNI AD hingga mengakibatkan 4 prajurit tewas mengenaskan.
Dalam aksi penyerangan itu MY mengaku sebagai mata-mata sebelum aksi penyerangan dilakukan.
“MY (20), diperintahkan oleh pimpinannya untuk melakukan pemantauan di tempat tersebut,” ucap Kapolres Sorong Selatan AKBP Choiruddin Wachid.
Sebelum melakukan aksi babibuta, gerilyawan KNPB terlebih dahulu telah membagi 4 kelompok.
"Mereka bagi menjadi 4 tim, ada yang pantau dari sisi belakang dan depan, sebagian langsung masuk ke dalam pos," ungkap Choiruddin.