Tahun Baru Islam 2021

Resep Bella Pitung Rupa,Bubur 7 Rupa Khas Bugis Cocok Buat Menu Buka Puasa Asyura 10 Muharram 1443 H

Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Resep Bella Pitung Rupa,Bubur 7 Rupa Khas Bugis Cocok Buat Menu Buka Puasa Asyura 10 Muharram 1443 H

Pembuatan Bella Pitung Rupa diawali dengan memasak kacang hijau dengan air yang banyak sampai lembut. Setelah itu, memasukkan beras ketan dan juga dimasak sampai lembut. Kemudian, masukkan labu kuning, pisang raja, nangka, dan gula merah yang telah dikeprek.

Setelah gula merah mencair, tahap terakhir yang dilakukan adalah memasukkan santan sampai mendidih, dan hmm.. bella pitung rupa siap disajikan. Untuk penambah rasa gurih dan harum, boleh ditambahkan kayu manis, garam, dan jahe.

Sekilas, bella pitung rupa atau bubur tujuh macam ini, tak lebih dari kuliner basah biasa. Namun, bagi masyarakat Bugis tempatan, bahan dasar bubur ini memiliki simbol, yakni sejumlah hari dalam hitungan sepekan.

Sedangkan buah yang tumbuh di atas permukaan dimaknai sebagai simbol kemakmuran, kesuburan, dan limpahan rezeki, untuk setiap hari selama setahun ke depan.

Jumlah tujuh bagi masyarakat Bugis mengandung makna filosofi, yaitu mattuju-tujung, yang berarti segala yang diusahakan oleh masyarakat akan berhasil.

Baca juga: Tahun Baru Islam 1443 H Jatuh 10 Agustus 2021, Kapan Jadwal Puasa Asyura & Puasa Tasua? 

Sementara bahan-bahannya memiliki makna filosofi tersendiri. Misalnya, pisang, yang dimaknai sebagai sebuah harapan, harapan akan keluarga yang harmonis. Beras memiliki makna sumber kehidupan/makanan pokok masyarakat; labu kuning bermakna kebaikan; dan nangka atau panasa, bermakna minasa deceng (harapan yang baik).

Inti dari kesemua bahan yang terdapat dalam bella pitung rupa mengandung arti, harapan sebuah kebaikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat selama setahun mendatang. 

Keistimewaan Hari Asyura

Hari Asyura masyhur di kalangan umat Islam dengan berbagai keistimewaannya. Di antara keistimewaan tersebut, adalah:

Diterimanya Taubat Nabi Adam. Ulama ahli fiqih dan pakar hadis Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H), dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin, meriwayatkan dari Ikrimah, berkata, Hari Asyura, ialah hari diterimanya tobat Nabi Adam 'alaihissalam.

Sebagaimana diketahui, Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga, karena telah melanggar perintah Allah untuk tidak mendekati buah khuldi. Namun, karena bisikan syaitan, mereka akhirnya melanggar perintahNya.

Keistimewaan lain, mendaratnya Kapal Nuh di atas Gunung. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis riwayat Ahmad 2/359-360 dengan jalan dari Abdusshamad bin Habib Al-Azdi  dari bapaknya dari Syumail dari Abu Hurairah, Abdusshamad dan bapaknya keduanya, yang berbunyi:

Wa hadzaa yaumus stawat fiihis safiinat ‘alal juudiyyi, Fa shaamahuu Nuhun syukral lillaahi ta’ala.

 “Ia adalah hari mendaratnya kapal Nuh di atas gunung “Judi” lalu Nuh berpuasa pada hari itu sebagai wujud rasa syukur.”

Hari Asyura juga merupakan hari kemenangan Nabi Musa dan Bani Israil terhadap Fir’aun dan kaumnya.

Halaman
123

Berita Terkini