Berita Sumba Timur

Warga Kiritana Sumba Timur Menangis Saat Jembatan Gantung Ambruk

Penulis: Oby Lewanmeru
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiang besi penopang Jembatan Gantung yang ambruk  di Dusun III, Desa Kiritana, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. Gambar diambil, Sabtu 24 Juli 2021.

Warga Kiritana Sumba Timur Menangis Saat Jembatan Gantung Ambruk

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU -- Warga RW 5, Dusun III, Desa Kiritana, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur menangis saat  menyaksikan jembatan gantung di wilayah itu ambruk pada tanggal 4 April 2021 lalu.

Jembatan yang dikenal Jembatan Gantung Waturumbing itu diterpa banjir bandang akibat Siklon Tropis Seroja yang melanda hampir sebagian wilayah NTT pada tanggal 4 dan 5 April 2021.

Hal ini disampaikan salah satu warga setempat, Nimrot Nuku Lanjamara yang ditemui di Kampung Lakokur, Kiritana,  Sabtu 24 Juli 2021.

Nimrot Lanjamara juga sempat meneteskan air mata saat mengisahkan kembali bagaimana mereka semua melihat jembatan itu hanyut terbawa banjir pada 4 April 2021.

Menurut Lanjamara, jembatan itu ambruk ketika mereka juga sedang mengungsi ke atas gunung.

Mereka mengungsi akibat banjir sudah meluap sampai ke pemukiman.

Baca juga: Roslinda, Remaja dari Sumba Timur Terima Anugerah KPAI Sebagai Anak Inspiratif

"Saat itu, kami semua warga yang ada di RT 10,11 dan 12 menyaksikan langsung bagaimana jembatan itu terbawa banjir. Secara tiba-tiba kami semua yang ada di atas gunung itu menangis. Bukan saja orang tua tapi anak-anak kami juga ikut menangis," kata Lanjamara dengan sedih.

Dijelaskan, jembatan gantung itu baru saja digunakan sekitar dua tahun lebih, kemudian rusak pada Minggu 4 April 2021.

"Jembatan ini terbawa banjir, saat kami semua sudah mengungsi ke atas gunung, karena air sudah naik sampai di rumah kami. Jadi dari atas gunung kami lihat banjir tutup jembatan ini," katanya.

Lebih lanjut, saat bagian timur jembatan itu mulai hanyut semua warga ,tua -muda, kecil - besar menangis seperti ada orang meninggal dunia.

Dikatakan, setelah jembatan itu rusak, akses mereka semua terhambat, apalagi saat bencana saat itu. Untuk mendapatkan pasokan bantuan pun cukup sulit.

"Kami saat itu terisolasi betul, karena bantuan dari Waingapu sulit sampai ke seberang. Kami hanya  berdoa sehingga ada warga yang bisa berenang ke sebelah untuk ambil bantuan sembako," ujarnya.

Baca juga: Antisipasi Varian Delta, Pemkab Sumba Timur Perketat PPKM di Tingkat Desa dan Kelurahan

Ketua RW 5 Dusun III Desa Kiritana, Yonatan M. Telurama juga mengatakan, warga yang mengalami dampak langsung dari ambruknya jembatan gantung itu adalah warga RT 10,11 dan 12. 

Halaman
123

Berita Terkini