"Enggak mungkin," kata Taufiq seperti dikutip Kompas.com pada Selasa (26/2/2013).
Taufiq berharap agar Jokowi tidak ditarik dalam wacana capres atau cawapres di 2014. "Jangan, kasihan," ucapnya.
Jokowi kala itu mengakui dirinya ditolak Taufik Kiemas untuk jadi capres.
Padahal saat itu Jokowi dianggap layak untuk diusung menjadi salah satu calon pemimpin Indonesia mendatang.
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Jokowi berada di urutan atas, lebih tinggi dari politisi senior seperti Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie alias Ical, Megawati Soekarnoputri, Wiranto, hingga Jusuf Kalla.
Meskipun pada akhirnya PDIP secara resmi mencalonkan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
Hingga akhirnya terpilih jadi presiden Indonesia dua periode.
Baca juga: Ganjar Pranowo & Anies Baswedan Kejar-kejaran di Survei Pilpres 2024, Prabowo Anjlok Terancam Gagal?
Baca juga: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Teratas di Bursa Capres 2024, Bagaimana Prabowo dan Jokowi?
Kini dialami Ganjar
Nasib serupa dialami Ganjar Pranowo.
Hasil survei sejumlah lembaga survei menempatkan Ganjar pada posisi tiga besar capres 2024.
Namun nasib berkata lain.
Dia tak diundang acara besar PDIP di Semarang Jawa Tengah.
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto mengatakan, dalam acara itu seluruh kepala daerah di Jawa Tengah diundang untuk mengikuti acara.
Namun demikian, khusus untuk Ganjar Pranowo dikecualikan. Alasannya, karena langkahnya dianggap berseberangan dalam perihal pencapresan dengan PDI-P.
"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter," katanya kepada wartawan usai acara pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhen, Semarang, Sabtu (22/5/2021) malam.