"Hamas mundur untuk beberapa tahun," koarnya sembari menegaskan, operasi militer akan terus berlanjut demi memulihkan ketenteraman Israel.
Randa Abu Sultan kepada AFP mengungkapkan putranya yang berusia empat tahun mengaku takut jika dia tertidur.
"Dia takut jika dia sampai tertidur, maka dia akan mendapati kami semua sudah tewas saat dia bangun," kata Randa.
Kementerian kesehatan setempat menyatakan, 219 warga Palestina tewas di Gaza, dengan hampir 100 di antaranya perempuan dan anak-anak. Sementara dari pihak Israel, mereka mengeklaim 12 warganya terbunuh, termasuk dua orang anak.
Sosok Mohammad Deif
Mohammad Deif terlahir dengan nama Mohammed Diab Ibrahim al-Masri. Deif menjadi orang paling dicari Israel selama 26 tahun terakhir sejak 1995.
Dia diburu karena keterlibatannya dalam bom bunuh diri, pembunuhan dan penculikan terhadap tentara Israel: musuh nomor satu rakyat Palestina.
Laporan yang ditulis Global Research menyebut Deif sebagai ‘personifikasi Palestina’.
Saat remaja, dia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan aktif dalam politik mahasiswa di Universitas Islam Gaza.
Saat meletusnya intifada pertama, Deif bergabung dengan barisan milisi Hamas. Dia ditangkap oleh Israel pada Mei 1989, dan dijatuhi hukuman 16 bulan penjara.
Bebas pada 1991, Deif langsung pergi ke Brigade Al Qassam.
Di situ dia bertemu Yahya Ayyash yang kelak menjadi mentornya.
Yahya Ayyash dijuluki sebagai Sang Insinyur atas kemahirannya membuat bom dan taktik militer.
Peran Deif perlahan terus meningkat dalam struktur komando Hamas.
Israel menuding Deif pada 1994 sebagai aktor pembunuhan tiga tentara mereka: Nachshon Wachsman, Aryeh Frankenthal dan Shahar Simani.