Sate beracun

Salah Sasaran, Target Wanita Pengirim Sate Beracun Ternyata Seorang Polisi Senior, Apa Motifnya? 

Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

seorang pria menunjukkan foto anaknya tewas makan sate beracun

Salah Sasaran, Target Wanita Pengirim Sate Beracun Ternyata Seorang Polisi Senior, Apa Motifnya? 

POS-KUPANG.COM - Salah sasaran, target wanita pengirim sate beracun ternyata seorang polisi senior, apa motifnya? 

Kasus sate beracun yang menewaskan seorang bocah berusia 8 tahun di Bantul ternyata perbuatan seorang wanita.

Sate beracun itu ternyata ditujukan untuk seorang polisi senior berinisial T. Namun sate yang dikirim lewat pengemudi ojek online ( ojol )  malah salah sasaran dan menewaskan seorang bocah berusia 8 tahun.

Paket yang semula ditujukan untuk menghabisi Tomi, salah sasaran dan malah menewaskan putra dari pengemudi ojol, Naba Faiz Prasetya alias NFP (8).

Baca juga: Akhirnya Tertangkap, Pengirim Sate Beracun Tewaskan Bocah 8 Tahun di Bantul Ternyata Wanita?

Baca juga: Target Polisi Senior, Perempuan Muda Pengirim Sate Lontong Beracun Terungkap, Anak Muntah Tewas

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang bocah berinisial NFP (8) meninggal dunia setelah menyantap sate yang dibawa oleh Bandiman, ayahnya, Minggu (25/4/2021).

Sate yang dibawa Bandiman tersebut pemberian sosok perempuan misterius yang memesan jasa pengiriman secara offline.

Perempuan misterius tersebut meminta Bandiman mengirimkan makanan ke Bangunjiwo, Kasihan, Bantul kepada seseorang berinisial T.

Dikutip TribunJakarta dari TribunJogja rupanya Tomi bukanlah orang sembarangan.

Selidik punya selidik, Tomi yang jadi target paket sate dicampur Potasium Sianida ternyata anggota polisi.

Tomi adalah anggota Kepolisian di bagian Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.

Pangkatnya Aiptu dan sudah menjadi penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta.

Informasi itu dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja kepada Tribunjogja.com, Minggu (2/5/2021).

Ia menjelaskan, T berpangkat Aiptu dan kini masih berstatus sebagai penyidik senior di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelasnya.

Timbul mengatakan ratusan kasus kriminal pernah ditangani.

Saat ditanya terkait kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh T, Timbul belum memastikan lebih lanjut.

"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul.

Penelusuran Tribun Jogja, T pernah mendapatkan penghargaan dari Polda DIY pada 2017 silam sebagai penyidik terbaik.

Baca juga: 10 Warga Nggalak Leleng, Matim Sembuh Dari Keracunan Pangan, 127 Warga Masih Dirawat

Baca juga: Puluhan Warga di Nggalak Leleng Kabupaten Manggarai Timur Diduga Keracunan Makanan

Timbul pun membenarkan adanya informasi tersebut dan menegaskan bahwa T memang penyidik senior dengan kinerja yang baik.

"Ya karena sudah senior di reskrim Polresta, artinya memang bisa bekerja," terang dia.

Namun demikian, Timbul belum memastikam sudah berapa lama T bertugas sebagai penyidik di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Kalau itu belum tahu pasti, yang jelas dia sudah senior," tegasnya.

Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021) (TRIBUNJOGJA.COM/Miftahul Huda)
Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, T dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.

Ia cukup terkejut lantaran ada seseorang yang mengirim paket sate beracun ke rumahnya, yang pada akhirnya justru salah sasaran dan menelan korban bocah
berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya, Warga Bangunharjo, Sewon, Bantul.

"Dia dikenal ramah, dan biasa-biasa saja dengan rekan-rekan di Polresta.

"Kalau untuk alasan mengapa dikirimi sate beracun ya itu kewenangan penyidik yang menangani," pungkasnya.

Baca juga: Masak Sayur Kangkung Pakai Oli, Satu Keluarga Keracunan Termasuk Ibu Hamil, Begini Kronologinya

Racun Mematikan

Kepolisian mengungkapkan, hasil pemeriksaan laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi, Dinas Kesehatan DIY, bumbu sate tersebut positif mengandung racun potasium sianida.

"Hasil laboratorium, iya, positif sianida. Racunnya potasium sianida," kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, Sabtu (1/5/2021).

Penelusuran di wikipedia, potasium sianida biasa disebut juga dengan kalisium sianida.

Polsek Sewon melakukan penyelidikan terkait kematian Naba Faiz Prasetya (8) setelah makan sate (Dok. Polsek Sewon)

Ini adalah senyawa kimia dengan rumus (KCN).

Garam kristal tak berwarna yang terlihat mirip dengan gula, dan sangat larut dengan air.

Menurut Wachyu, racun jenis ini mematikan.

Terlebih, apabila dikonsumsi dalam jumlah besar.

Ia menyebutkan, beberapa contoh yang menyerupai ada dalam kandungan potas.

Racun ini biasa digunakan untuk racun ikan.

Meski kandungannya mematikan, kata dia, racun potasium sianida bisa didapat dengan mudah.

Bahkan, dijual bebas juga secara online.

"Racun sianida ini juga dijual on-line, banyak. Dijual secara bebas," kata dia.

Baca juga: Konsumsi Mie Kadaluarsa, 12 Warga Noemuke Alami Keracunan, Muntah-muntah

Pelaku Ditangkap

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi enggan memberikan keterangan secara gamblang.

Namun ia menyebut perempuan misterius yang diamankan sesuai dengan keterangan saksi.

"Tunggu besok ya. Iya sesuai dengan yang disampaikan oleh Bandiman,"katanya singkat, Minggu (02/05/2021).

Ia pun enggan menyebutkan dimana perempuan misterius tersebut diamankan.

"Ya tunggu besok,"sambungnya.

Kendati demikian ia memastikan identitas perempuan tersebut sudah dikantongi.

Pihaknya pun akan segera menyelenggarakan konferensi pers terkait kasus sate beracun tersebut.

"Akan kami sampaikan besok (konferensi pers), sekitar jam 09.00 atau 10.00,"ujarnya.

Kronologi

Dikutip TribunJakarta.com dari TribunJogja Bandiman yang merupakan pengemudi ojek online (Ojol) mendapatkan sate tersebut dari customernya.

Pria yang akrab disapa Bandi itu menjelaskan, kronologi awal kejadian menyedihkan tersebut.

Bandi mengaku kala itu dirinya habis istirahat dan seusai menunaikan Salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.

Baca juga: ASTAGA Kekasih Nikah dengan Orang Lain, Pria Ini Nekat Minum Racun, Tergeletak di Toilet Rumah Pacar

Tiba-tiba Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal.

Ia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.

"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya. Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke Pak Tomy. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.

Sore itu juga Bandi bergegas menuju rumah penerima paket yang berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.

"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.

Sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.

Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy.

Namun terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.

"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang dia.

Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandi kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.

Sesampainya di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan NFP kemudian membuka paket sate bakar yang dibawa oleh Bandiman.

Bandiman, beserta istri dan NFP kemudian memakan sate tersebut.

Tak berselang lama, NFP yang memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.

"Pak pahit," ucap NFP.

Bandiman mengatakan bocah kelas IV sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen itu kemudian langsung muntah-muntah.

"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.

Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat.

Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.

"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," pungkasnya. (*)

Berita terkait Sate beracun

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul TARGET Paket Sate Bakar Dicampur Potas Polisi Berpangkat Aiptu, Penyidik Senior dan BREAKING NEWS : Pengirim Paket Sate Misterius di Bantul Terkuak

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wanita Kirim Sate Beracun, Targetnya Ternyata Seorang Polisi Senior, Pelaku Akhirnya Ditangkap

Berita Terkini