Ketika relawan SOS CVI kembalikan keceriaan emak-emak di posko pengungsian lewat minyak kelapa murni
POS-KUPANG.COM | ADONARA- Sejak banjir bandang dan longsor menerjang beberapa wilayah di Pulau Adonara, kabupaten Flores Timur, relawan SOS Children Village Indonesia tergerak ke tiga lokasi terparah yakni desa Nelelamadike kecamatan Ile Boleng, desa Waiburak kecamatan Adonara Timur, dan desa Oyangbarang kecamatan Wotan Ulu Mado.
Selain bergerak di penanganan trauman hilling, yayasan yang berlokasi di Kabupaten Sikka ini juga membantu ibu-ibu di posko pengungsian memproduksi minyak kelapa murni.
Edukator FSP SOS Children Village , Goreti Paderina mengatakan ketika tiba di posko pengungsian MAN 1 Waiwerang, ia melihat anak-anak korban bencana yang terkena gatal dan bisul. Saat itulah, munculah ide membuat minyak kelapa murni sebagai salah satu obat alternatif mengobati luka anak-anak.
Baca juga: Temuan Pansus, Tiga Puskesmas Baru Rp 24 Milliar di Ende Bermasalah
Baca juga: Prediksi Manchester City vs PSG Leg 2 Liga Champions Live SCTV dan Live Score, Selasa 4 Mei Dinihari
Bermodalkan beberala buah kelapa, ia bersama rekannya mengumpulkan ibu-ibu memberikan keterampilan mengolah minyak kelapa murni.
"Di Adonara banyak potensi kelapa. Ini harus dimanfaatkan. Cara ini juga sebagai persiapan setelah mereka keluar dari posko pengungsian yang bisa menjadi usaha mendukung ekonomi keluarga," ujarnya kepada wartawan, Senin (3/5/2021).
Menurut dia, SOS Children Village akan serius melakukan pendampingan dari memberi materi hingga praktek, juga analisa bisnis.
"Bisa jadi bekal untuk mengolah potensi kelapa di Adonara," katanya.
Sementara itu, salah satu penghuni posko, Maria Susana Ina mengaku pelatihan mengolah minyak kelapa murni membuat ia melupakan masa-masa sulit bencana.
Baca juga: Hypermart Hari Senin 3 Mei 2021, Diskon15% Buah-buahan Pisang Anggur, Harga Murah Jeruk Nanas Pear
Baca juga: Bumi Indah Serahkan Bantuan Kemanusiaan Bagi Korban Bencana Melalui Gereja
Ia berharap pelatihan dan pendampingan terus dilakukan sehingga bisa menjadi modal usaha ketika keluar dari posko pengungsian.
"Selama ini jenuh hanya duduk di posko, tidak ada kegiatan. Kalau bisa pelatihan bisa berjalan terus sampai kami mampu mengolahnya sendiri," tandasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda)