Niat diucapkan atau cukup dalam hati?
Soal ini juga dibahas oleh Buya Yahya dalam kesempatan yang sama, yang diunggah dalam video berjudul Niat Puasa Ramadhan oleh Al-Bahjah TV.
Niat, kata Buya Yahya, cukup dilakukan di dalam hati.
Tapi jika umat Muslim mau mengucapkan atau melafadzkannya juga dibolehkan guna membantu dalam berniat puasa.
"Para ulama imam Syafi'i mengatakan itu (niat diucapkan) sunnah. Jadi niat intinya di dalam hati," ujar Buya Yahya.
Lebih lanjut Buya Yahya memaparkan, bagaimana yang dimaksud dengan niat di dalam hati atau jika ingin dilafazdkan.
"Karena niat di dalam hati artinya Anda bermaksud untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Kalau harus Anda ucapkan, maka Ucapan itu berbunyi, 'Aku niat puasa Ramadhan esok hari'. Itu saja," terangnya.
Niat seperti itu, lanjutnya sudah dikatakan sah.
Sementara jika ingin memanjatkan niat yang panjang dan lengkap seperti yang biasa dilakukan juga boleh.
"Kalaupun Anda berniat yang panjang, dengan lidah Anda (diucapkan), dibarengi dengan lintasan di dalam hati Anda, maka sah," paparnya.
Adapun niat yang dimaksud oleh Buya Yahya ialah:
Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadzihis-sanati lillahi ta'aalaa.
Niat seperti itu, katanya, merupakan niat yang panjang dan sempurna jika dilafadzkan.
Namun yang terpenting adalah lintasan dalam batin untuk niat berpuasa esok hari. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kapan Niat Puasa Bisa Dimulai? Setelah Magrib, Setelah Tarawih atau sebelum Imsak?