POS KUPANG.COM -- Aksi terbar teror dan kekacuan oleh Kelompok Kriminal Bersenhata atau KKB hingga menimbulkan korban jiwa aparat negara dan warga sipil bakal berakhir
Aparat TNI Polri kini yang melacak sumber dana yang membiayai aktivitas KKB akhirnya berhasil
KKB kemungkinan dalam beberapa bukan kedepan akan tamat, setelah penyandang dana operasi kejahatan mereka ditangkap
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memang meresahkan warga Papua lantaran sering menebar teror.
Bahkan yang terbaru seorang guru ditembak mati termasuk pembakaran rumah warga.
Pertanyaan besar pun muncul dari manakah sumber keuangan KKB tersebut hingga mampu memiliki persenjataan cukup untuk menebar teror.
Kini pertanyaan tersebut pun telah terjawab hingga kemungkinan bakal segera membuat keresahan yang dibuat oleh KKB akan berhenti.
Baca juga: KKB Papua Semakin Biadab, Tak Mampu Lumpuhkan Prajurit TNI, Gerombolan Pengacau Lantas Tembak Guru
Baca juga: Takut Diburu TNI, KKB Malah Habisi Seorang Guru SD di Kabupaten Puncak Papua, Dimana KKB Sekarang?
Baca juga: KKB MakinBeringas Hingga Sandera Pilot dan Penumpang, TNI Kirim Pasukan Kalajengking Hitam
Aparat keamanan telah mengetahui sumber dana KKB hingga mampu membeli senjata dan amunisi.
Eksistensi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengganggu keamananan di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua sulit dihentikan selama mereka masih bisa membeli senjata api dan amunisi.
Sumber dana KKB menjadi pertanyaan banyak pihak karena tidak sedikit uang yang dibutuhkan.
Dia Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, selama ini pihaknya menduga sumber dana KKB berasal dari oknum pejabat pemerintah hingga perampasan dana desa.
Namun, Fakhiri memastikan sumber dana utama KKB untuk bisa mendapatkan senjata api dan amunisi berasal dari kawasan penambangan emas ilegal di beberapa kabupaten di Papua.
"Tempat pendulangan (emas) itu berkontribusi besar untuk pembelian senjata api dan amunisi," ujarnya di Jayapura, Kamis (8/3/2021).
Jauhnya lokasi penambangan ilegal membuat pengawasan dari aparat keamanan sangat minim sehingga hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan KKB untuk memperoleh dana.
"Wilayah pendulangan biasanya jauh dari pengawasan aparat. Ada (KKB) yang datang untuk mengambil upeti, ada juga yang mereka ikut dulang," ujar dia.