"Mungkin tidak pada umumnya tetapi yang kami temukan bahwa itu belum biasa. Mengapa demikian? Karena apabila kita melihat dari media sosial mereka, mungkin tidak begitu dioptimalkan karena memang fitur - fitur yang begitu banyak tapi tidak optimal," jelasnya.
Lanjut dia, Indonesia sendiri punya market place yang besar namun tidak dioptimalkan. Jika secara konvensional, misalnya kalau membuat satu baliho di jalan maka hanya pengendara yang lewat dan melihat sepintas. Kemudian misalnya jika punya toko, maka hanya orang - orang yang lewat yang kesitu yang tertarik untuk masuk.
Tetapi jika dengan platform digital, demikian dijelaskan ke pelaku UMKM, produk mereka bisa sampai ke mana saja, bahkan tidak hanya di NTT melainkan bisa se-Indonesia dan ke luar negeri.
"Jadi, memang ada kendala dan kami beritahukan ke mereka, karena ini sebetulnya kebiasaan, bagaimana dulu sebetulnya di tempat lain, digital itu bukan karena pandemi. Kita di sini pas pandemi semuanya kaget, saya mau jualan kayak gimana," bebernya.
Menurut Edri, masa pandemi ini juga membuat para pelaku UMKM sadar akan pentingnya digitalisasi.
"Kita dari dulu tidak mau buat di platform digital sehingga pas pandemi baru kaget semua," tukasnya.
Meskipun demikian, lanjut dia, semua kendala sejauh ini bisa diatasi.
Dikatakan Paparaf, sebelum ada platform ini, ketiganya sudah berkarya masing - masing.
"Terus terang kita juga bingung ini pandemi kita mau buat apa bagaimana kita berkarya, bagaimana mita bergerak dan segala macam," kata Paparaf.
"Karena kita sudah terbiasa di platform digital jadi kita kolaborasi. Nah ketika kita ketemu teman - teman UMKM, memang mereka agak kesulitan beradaptasi karena memang situasi ini memaksa orang, atau malah teknologi memaksa orang untuk masuk ke situ," jelasnya.
Paparaf juga mengakui, mereka memang mengalami kesulitan namun tidak sedikit juga yang tetap meminta untuk dikerjakan.
" Jadi kadang - kadang kita kerjain logonya, desain produknya, foto produknya bahkan sampai ke website," jelasnya.
Terkait berbagai project yang telah dilakukan, Paparaf mengaku bersyukur.
"Kita bersyukur bisa terlibat didalam itu dan Kota dipercayakan untuk melakukan itu. Untuk sekelas Festival Kopi Nusantara, Karya Kreatif Indonesia itu menurut kita ya kita bangga bahwa kita bisa saling bantu, kita bisa saling pegang tangan untuk bawa ini keluar. Dan mereka bisa lihat bahwa kita punya produk tidak kalah kok. Kita bisa kemas secara visual yang baik, kita kasih video yang baik, saya pikir tidak kalah," ujarnya.
Sementara Sam mengatakan, kolaborasi antara mereka juga diberi jangka waktu berapa lama project dikerjakan.