Stunting Tertinggi, Pemprov NTT akan Lakukan Langkah Komprehensif Integral Ciptakan Zero Stunting

Penulis: Ryan Nong
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wagub NTT Josef Adrianus Nae Soi saat berbicara dalam Webinar Nasional NTT Menuju Zero Stunting di Ruang Rapat Gubernur NTT, Senin (15/3).

Angka Stunting Tertinggi, Pemprov NTT Akan Lakukan Langkah Komprehensif Integral Ciptakan Zero Stunting

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) melakukan langkah komprehensif integral dalam mewujudkan Provinsi NTT Zero Stunting. 

Demikian disampaikan Wagub NTT Josef Adrianus Nae Soi kepada wartawan usai berbicara dalam Webinar Nasional  'NTT Menuju Zero Stunting, Impian atau Kenyataan?' yang berlangsung melalui zoom dari ruang rapat Gubernur NTT, Senin (15/3) pagi. 

Webinar itu merupakan kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Indonesia dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.

Wagub NTT Josef Adrianus Nae Soi mengakui, saat ini Provinsi NTT masih menjadi provinsi dengan angka stunting yang tinggi yakni mencapai 24,2 persen. Namun demikian, Wagub Nae Soi menyatakan optimismenya dalam menekan angka stunting bahkan menciptakan NTT bebas stunting.

Menurut dia, ada banyak sumberdaya dan instrumen yang dapat mempercepat pemerintah provinsi mewujudkan zero stunting di NTT. Pertama, kata dia, pemanfaatan kelor yang dapat menjadi sumber nutrisi utama untuk mencegah stunting. 

"Kenapa kami mengatakan bahwa kami optimis bisa menekan hingga zero stunting? Karena kami punya kelor," ungkap Wagub Nae Soi.

Selain kelor, jelas dia, ternak sapi dalam program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) juga dapat memberi kontribusi untuk menekan angka stunting. Ia menjelaskan, dengan berhasilnya program tersebut, maka keluarga keluarga dapat memanfaatkan susu sapi tersebut sebagai minuman yang menyehatkan.

"Selain tanam kelor, kedua tanam jagung panen sapi, supaya sapi itu bisa kita peras susunya dan bisa minum," tambah Wagub Nae Soi.

Saat ini, jelas Nae Soi, Pemprov NTT telah membentuk kelompok kerja (Pokja) percepatan penanganan stunting Provinsi NTT. Pokja tersebut mendata tingkat stunting setiap kabupaten untuk kerjasama dan kolaborasi serta sinergi melaksanakan program dan kegiatan menuju zero stunting. 

"Ada pokja, ada data dimana kabupaten yang stuntingnya tinggi maka kita akan bekerja sama dengan kabupaten atau bupati untuk sama-sama melakukan kegiatan menuju zero stunting," kata Wagub Nae Soi 

Selain menanam kelor dan memelihara sapi dalam program TJPS, pihak pemprov bekerja sama dengan pemkot/pemkab juga akan melakukan intervensi terkait pendidikan pada ibu hamil agar dapat menjaga pola kehamilan yang sehat. Selain itu juga mengintervensi sanitasi berbasis masyarakat. 

"Jadi kita akan lakukan tindakan komprehensif integral untuk menciptakan zero stunting. Tak hanya kelor tapi lingkungan dengan  infrastruktur yang bagus dapat mengurangi masalah stunting. 

Wagub mencontohkan, Dinas PUPR akan melakukan dukungan sanitasi yang bersih dengan penyediaan air bersih, sementara Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga akan mengintervensi dukungan nutrisi dan edukasi pada ibu hamil.

"Memang masalah stunting ini kita tahu bahwa kita paling tinggi, dalam bekerja sama dengan UKI, teman teman (pimpinan SKPD) hadir semua, ini menandakan bahwa kami serius untuk mengurangi stunting sampai dengan zero stunting," beber Wagub Nae Soi.

Halaman
123

Berita Terkini