Dinding gedung berbahan bambu juga nampak rusak dan berlumut.
Saat berada di dalam gedung sekolah, maka pandangan akan tembus hingga ke ujung gedung. Pasalnya, sekat bambu yang ada berlubang.
Sementara itu, karena tidak memiliki daun pintu, ternak kambing pun masuk ke dalam ruang kelas.
Setiap ruang kelas, digunakan oleh sebanyak 15 siswa.
Sejumlah murid mengakui tidak nyaman saat menjalani aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Sebab pada musim hujan, air akan masuk ke dalam ruang kelas dan saat musim kemarau, para murid akan mengeluh kepanasan.
"Murid kurang konsentrasi dengan keadaan ini," keluh seorang guru kelas MI Al Amin Kewitu, Siti Kamaria, Selasa (9/3/2021).
Guru kelas lainnya, Muhammad Amirullah membenarkan bahwa ternak kambing warga sering berkumpul di dalam ruang kelas, karena kelas yang tidak memiliki daun pintu.
Sehingga, sebelum memulai KBM, ruang kelas akan dibersihkan para siswa dan guru.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) MI Al Amin Kewitu, Muhamad Hidin mengatakan, dulunya atap gedung sekolah dari alang-alang, namun telah diganti menggunakan seng melalui swadaya masyarakat pada 2006 lalu.
Namun demikian, kondisi kelas akan semakin parah saat musim hujan karena air memasuki ruang kelas.
"Itu menyulitkan guru dan para siswa," katanya.
Pihak sekolah, selama ini telah berusaha memasukan proposal, namun hingga saat ini belum dijawab oleh pemerintah.
Sehingga, ia berharap, pemerintah dapat membantu sekolah tersebut dengan membangun ruang kelas baru bagi para siswa.
Sementara itu, MI Al Amin Kewitu memiliki sebanyak 5 ruang permanen.