Jaringan Internet Lelet, Mahasiswa dan Pelajar di Nisar Desa Nanga Bere Sulit Belajar Online

Penulis: Gecio Viana
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pelajar saat melakukan sekolah online di Kantor Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Mabar, Selasa (9/3/2021).

Jaringan Internet Lelet, Mahasiswa dan Pelajar di Nisar Desa Nanga Bere Sulit Belajar Online

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Dalam masa pandemi Covid-19, para siswa diarahkan untuk belajar secara online demi mencegah penyebaran virus tersebut.

Namun demikian, aktivitas belajar online yang didukung dengan jaringan internet di Nisar Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), tidak berjalan dengan optimal.

Kondisi diperparah dengan ketiadaan akses listrik di desa tersebut hingga saat ini.

Seorang warga Nisar yang juga mahasiswa Politeknik Elbajo Commodus Labuan Bajo, Fadil Mubaraq mengaku permasalahan jaringan telekomunikasi sebenarnya  telah diatasi pada 25 November 2017 lalu.

Saat itu, lanjut Fadil, telah dibangun satu unit tower telekomunikasi dekat Kantor Desa Nanga Bere dan beroperasi hingga saat ini. 

"Sekarang kami sudah bisa berkomunikasi dan bertukar informasi dengan bebas. Pada akhir tahun 2019 lalu pihak PT. Telekomunikasi ini menambah status jaringan dari 3G menjadi 4G sehingga masyarakat bisa menikmati jaringan internet," jelasnya.

Menurutnya, satu tower telekomunikasi yang dibangun setidaknya sedikit mengobati kerinduan masyarakat Desa Nanga Bere untuk berkomunikasi dan berselancar di dunia maya.

"Dulu sebelum ada jaringan, masyarakat bahkan berlayar ke tengah laut dengan menyewa perahu," kisahnya.

Namun demikian, kehadiran jaringan memang belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. 

Pasalnya ada beberapa anak kampung belum bisa dijangkau oleh sinyal tower tersebut.  

Masuknya Pandemi Covid-19, kata Fadil, memaksa lembaga pendidikan untuk melakuakan proses belajar secara online. 

Sementara itu, kendala yang dihadapi yaitu kondisi jaringan yang tidak mendukung proses belajar para pelajar.

Para mahasiswa dan pelajar bahkan harus mencari tempat tertentu di desa itu untuk bisa mengakses internet dengan baik. 

"Terkadang para siswa mendatangi kantor desa untuk bisa mengakses internet karena tower telekomunikasi berada di samping kantor desa. Mereka harus berjalan 2 Km ke kantor desa untuk bisa mengakses internet," ujarnya.

Halaman
12

Berita Terkini