Pasang Simbol Kelamin Wanita Raksasa di Menara Eiffel Paris, Wanita Prancis Protes Hari Perempuan
POS KUPANG.COM -- Kaum wanita di Perancis turun ke jalanan kota Paris untuk memerotes masih minimnya pendidikan seksual untuk kaum wanita
Bahkan, mereka memasang simbol kelamin perempuan yang sangat besar di menara Eiffel
Alat kelamin wanita tiup raksasa dipasang di Paris Prancis sebagai bentuk protes para wanita di kota mode tersebut.
Pemasangan logo atau simbol klitoris raksasa itu dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2021 ini.
Para aktivis perempuan beranggapan, pendidikan seksual terhadap para gadis di dunia masih sangat minim.
• Rumah Tangga Arya Saloka dan Putri Anne Diterawang Bakal Guncang Gegara Amanda Manopo
• Maria Vania Pasang Syarat Tinggi untuk Kiwil Bila Ingin Jalin Hubungan, Sang Komedian Sanggup?
• Nasib Felicia Tissu Kini Usai Diputus Kaesang, Galau Berat Sampai Datang ke Gereja, Kuil & Masjid
• Tito Karnavian Dinilai Cari Perhatian Anies Baswedan demi Pilpres 2021, Berkali Berikan Penghargaan
Mereka ingin menarik perhatian dunia akan 'meluasnya buta huruf seksual' dengan memasang klitoris tiup tersebut di dekat Menara Eiffel
Demikian berita terkini Wartakota bersumber dari dailymail.co.uk, Selasa (9/3/2021) pagi WIB.
Dipelopori Aktivis Perempuan
Aktivis Prancis merayakan Hari Perempuan Internasional dengan mendirikan klitoris raksasa setinggi lima meter di seberang Menara Eiffel 'phallic' di Paris.
Geng Clito membawa organ seksual tiup raksasa ke Place du Trocadéro dengan pemandangan menara sekitar setengah mil jauhnya.
Anggota geng tersebut mengatakan bahwa mereka mengatur aksi tersebut untuk menarik perhatian pada 'buta huruf seksual' yang meluas.
Hari Perempuan Internasional diadakan setiap tahun untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan dan paritas gender di seluruh dunia.
Mereka memilih tempat untuk simbolisme di seberang menara setinggi 324 kaki, yang dibangun pada tahun 1887.
Salah satu pendiri grup Julia Pietri mengatakan: 'Penis dan klitoris diperlakukan berbeda.