POS-KUPANG.COM, JAKARTA --Di antara amal yang dicintai Allah adalah Salat di awal waktu. Demikian Rasulullah SAW dalam sebuah hadits.
"Orang yang punya waktu lalu menunda Salat termasuk orang yang celaka. Kau tunda solatmu hanya karena jabatan, belum kau mati pengganti sudah siap," kata Ustadz Abdul Somad.
Kau tunda Solatmu hanya karena pekerjaan, sedangkan rezeki datang dari Allah.
"Salat itu (bukan sekadar) kewajiban tapi hubungan, koneksi dengan Allah SWT," kata UAS.
Niat sejatinya ada di dalam hati. Termasuk niat Solat Isya.
Menurut Ustadz Abdul Somad, ucapan lidah bukanlah niat, akan tetapi membantu untuk mengingatkan hati.
Kekeliruan pada lidah tidak memudharatkan selama niat hati itu benar, hukum ini disepakati kalangan Mazhab Syafi’I dan Mazhab Hanbali.
UAS mengatakan, hal itu sebagaimana disampaikan Syekh Abu Bakar al-Jaza’iri menyebutkan dalam al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah.
Menurut Mazhab Maliki dan Hanafi, melafazkan niat tidak disyariatkan dalam shalat, kecuali jika orang yang shalat itu was-was.
Lalu bilakah waktu berniat? Ustadz Abdul Somad mengatakan, tiga mazhab sepakat, yaitu Mazhab Maliki, Hanafi dan Hanbali bahwa sah hukumnya jika niat mendahului Takbiratul-Ihram dalam waktu yang singat.
Berbeda dengan Mazhab Syafi’I, mereka berpendapat: niat mesti beriringan dengan Takbiratu-Ihram, jika ada bagian dari Takbiratul-Ihram yang kosong dari niat, maka shalat itu batal.
Berikut bacaan niat Sholat Sholat Isya Sendiri:
أُصَلِّ فَرْضَ العِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Usholli fardha ‘isyaa`i arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala
“Aku niat salat fardhu isya, empat raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala”