Mendadak Temui Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah: Abu Janda Cium Tangan Lalu Minta Maaf, Maksudnya?

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kedatangan Abu Janda untuk meminta maaf dan menjelaskan duduk perkara cuitannya

"Memang saya belum ada komunikasi, saya justru itu mungkin juga ingin. Karena ini urusan saya sama Bang Pigai, kok jadi orang lain yang laporin," kata Abu Janda di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Namun demikian, dia mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Natalius Pigai jika ada upaya komunikasi yang dibangun antara kedua belah pihak. Sebab, cuitan itu tidak bertujuan untuk menghina secara rasial.

"Mungkin ada keinginan mungkin. Tapi itu gimana Bang Pigai berkenan," tukas dia.

Permadi Arya alias Abu Janda usai menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/2/2021). (Tribunnews.com/ Igman Ibrahim)

Diberitakan sebelumnya, Permadi Arya alias Abu Janda menyelesaikan pemeriksaan dugaan tindak pidana ujaran rasial 'evolusi' kepada aktivis Papua Natalius Pigai di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Berdasarkan pengamatan Tribunnews di lokasi, Abu Janda tampak keluar gedung pemeriksaan sekitar pukul 14.01 WIB. Dia tampak didampingi oleh kedua kuasa hukumnya saat diperiksa oleh penyidik.

Kepada awak media, Abu Janda menyampaikan pihaknya dicecar sebanyak 20 pertanyaan oleh penyidik. Dia diklarifikasi terkait cuitannya yang diarahkan kepada Natalius Pigai soal kata evolusi.

"Saya jadi baru selesai pemeriksaan sekitar 4-5 jam 20 pertanyaan sama kuasa hukum. JadiĀ  ternyata hari ini saya baru diperiksa dalam rangka interview, jadi ini masih dalam proses lidik interview untuk pelapor," kata Abu Janda.

Abu Janda mengaku telah menjelaskan maksud cuitannya terkait evolusi kepada penyidik Polri. Dia mengklaim tak bermaksud untuk melakukan ujaran rasial kepada Natalius Pigai.

Ketika itu, dia mengaku tengah telibat tweetwar dengan Natalius Pigai. Sebab, eks komisioner Komnas HAM itu dianggap menghina mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) A.M Hendropriyono.

"Tweet saya itu bermula dari tweetnya Natalius Pigai yang menghina seorang jenderal yang sudah senior purnawirawan yang sangat berjasa bagi negeri ini. Dia menghina dengan sangat keji dan bahkan body shaming dia bilang "apa kapasitas kau dedengkot tua?" Dia bilang begitu," ungkap dia.

Cuitan itu pun membuat Abu Janda naik pitam. Menurut dia, tidak sepantasnya Natalius Pigai menghina seorang yang dinilainya telah berjasa untuk bangsa Indonesia.

"Saya bikin tweet itu dalam konteks membela pak jenderal. Menjelaskan kapasitas Pak jenderal, kapasitas ya," ungkapnya.

Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai saat memberikan keterangan pers di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/2/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto) ()

Ia mengakui memang sempat menuliskan kata evolusi yang ditunjukkan kepada Natalius Pigai. Namun, kata Abu Janda, kata evolusi tersebut tidak mengacu teori Darwin seperti yang tengah berkembang di masyarakat.

"Ketika saya pakai kata evolusi sebelum kata evolusi ada kata kapasitas. Jadi saya dalam konteks menanyakan Natalius Pigai "Sudah selesai belum kapasitas berpikir kau?" Jadi karena ini semuanya dimulai dari tweet Natalius Pigai menanyakan kapasitas saya juga kembali menanyakan balik ke dia, saya balas, saya tanya balik ke dia "apa cara berpikir kau sudah evolusi belum?" "cara berpikir kau", "Kapasitas berpikir kau"," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Permadi Arya alias Abu Janda dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan ujaran rasial melalui akun sosial media twitternya kepada aktivis Papua Natalius Pigai pada hari ini, Kamis (28/1/2021).

Halaman
123

Berita Terkini