Yuk Kenalan Sama Agama Merapu dan Indahnya Kampung Adat Praijing Sumba Barat, Bikin Kagum

Yuk Kenalan Sama Agama Merapu dan Indahnya Kampung Adat Praijing Sumba Barat, Bikin Kagum

Editor: maria anitoda
National Geographic Kids
Yuk Kenalan Sama Agama Merapu dan Indahnya Kampung Adat Praijing Sumba Barat, Bikin Kagum 

POS-KUPANG.COM -  Yuk Kenalan Sama Agama Merapu dan Indahnya Kampung Adat Praijing Sumba Barat, Bikin Kagum

Pernah mendengar Kampung Adat Praijing di Sumba Barat?

Kampung adat ini terdiri dari 38 rumah tardisional khas Sumba.

Bermata Biru Terang, Kenalkan Suku Legion yang Tinggal di Hutan Halmahera Maluku, Mirip Bule

Berkat Jadi Agen Ganda, Bella Galhos Saksi Sejarah yang Selamat Saat Timor Leste Diinvasi Indonesia

Inilah 10 Buku Teraneh yang Pernah Ditulis Manusia, Ada yang Diikat dengan Kulit Manusia, Ngeri

SHOLAT TAHAJUD: Ushallii sunnatat-Tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa, Dilakukan Sepertiga Malam

Sebenarnya, jumlah awalnya adalah 42 rumah, namun akibat kebakaran, 4 rumah habis menjadi abu.

Kampung ini sendiri terletak di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Tmur.

Rumah adat Sumba biasa disebut dengan Uma Bokulu atau Uma Mbatangu.

Uma Bokulu berarti rumah besar, sementara itu Uma Mbatangu berarti rumah menara.

Rumah tradisional di sini berbentuk rumah panggung dengan atap yang menjulang seperti menara.

Meski begitu ada beberapa rumah yang tidak memiliki atap menara.

Rumah tradisional di sini berbentuk rumah panggung dan memiliki atap yang menjulang tinggi seperti menara. Selain digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan, penduduk lokal juga meyakini bahwa Marapu menyaksikan mereka dari menara ini.

 "Rumah adat di sini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian bawah untuk memelihara hewan ternak, bagian tengah untuk penghuninya, dan bagian atas atau menara untuk menyimpan bahan makanan," ujar Marthen Ragowino Bira, anak dari pemilik rumah.

Marthen juga pernah menjadi Kepala Desa Tebara.

Saya dan kawan-kawan diajak untuk masuk ke dalam rumah untuk melihat tempat menyimpan bahan makanan mereka, menara.

"Empat tiang ini merupakan penopang rumah dan menara," ujar Ama Agung, sang pemilik rumah, sambil menunjuk empat tiang yang ada di tengah rumah.

Di antara empat tiang ini merupakan tempat untuk memasak.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved