POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nusa Tenggara Timur ( DPMPTSP NTT) Marsianus Jawa menyebut, target investasi di tahun 2021 ini sebesar Rp5,7 triliun.
Sektor energi dan perhotelan masih memiliki peluang yang bagus untuk diinvestasikan di tahun ini. Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan melakukan beberapa strategi untuk menarik investasi.
Marsianus menjelaskan, pemerintah akan memberikan insentif dan kemudahan berusaha, yang mana dari sisi regulasi ditetapkan Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal; serta Implementasi PP Nomor 24 Tahun 2019 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah. Selain itu, pemerintah akan melakukan pembebasan biaya pengurusan izin tanpa pungut biaya, menerapkan Sistem Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (OSS), sistem pelayanan jemput bola (pelayanan langsung di tempat), dan mengantar dokumen izin yang sudah diterbitkan langsung ke alamat pemohon.
Baca juga: Putra Adonara Menjadi Dirut PT Kreasi Teknologi Pratama sm@rt Desa 247
Berikutnya, pemerintah akan mengembangkan potensi dan peluang investasi di Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dan Kawasan Destinasi Pariwisata/Lokasi Pariwisata Estate. Pemerintah juga akan melakukan promosi potensi dan peluang investasi daerah melalui pameran, forum-forum investasi tingkat internasional, regional, dan nasional serta media elektronik-website, sistem informasi potensi investasi daerah (SIPID), media sosial, dan lain-lain. Pemerintah juga memberikan akses permodalan usaha kepada para UMKM kerja sama dengan Bank NTT serta bank lainnya.
Baca juga: Pemkab Sumba Barat Dukung Pemprov NTT Bangun Laboratorium PCR Di Pulau Sumba
"Target 2021 itu sebesar Rp5,7 triliun. Kami meyakini bisa kita capai juga karena ada alokasi anggaran DAK dari BKPM RI ke semua kab/kota mulai tahun ini, jumlahnya Rp300 juta lebih," sebutnya kepada POS-KUPANG.COM, Senin (1/2/2021).
Marsi menyampaikan, realisasi investasi Januari-Desember 2020 (sampai triwulan IV) sebanyak Rp4.292.054.576.669,89 atau sebesar 107,30 persen. Capaian kinerja terhadap target nasional Rp4,43 triliun adalah 96,89 persen dan terhadap target RPJMD/Renstra adalah 107,30 persen. Jumlah proyek yang telah dilakukan sebanyak 820 kegiatan/proyek investasi, dengan Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 381 proyek dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 438 proyek.
Ia juga menyebut, realisasi investasi terbesar berasal dari Kabupaten Manggarai Barat yakni sebesar Rp1.729.944.993.259, diikuti Kabupaten Sumba Timur sebesar Rp1.597.556.527.223, dan selanjutnya Kota Kupang sebesar Rp1.406.771.109.499,24. Sedangkan realisasi PMA sebesar Rp381.482.906.001 dan PMDN sebesar Rp3.910.571.670.659.
Sementara itu, Marsianus juga menguraikan perkembangan realisasi pelayanan perizinan yang diterbitkan hingga Desember 2020. Dari target 7505 izin yang direvisi menjadi 3.500 izin karena Covid-19, tercapai 4.868 izin yang diterbitkan di tahun 2020. Oleh karena itu, capaian kinerja sebesar 139,09 persen. Izin yang telah diterbitkan tersebut antara lain Kesbangpol 3277 izin, Peternakan 572 izin, Kelautan dan Perikanan 678 izin, Pertanian dan Perkebunan 3 izin, Kesehatan 13 izin, Koperasi dan Tenaga Kerja 17 izin, Perhubungan 93 izin, Perindag 4 izin, Kehutanan dan Lingkungan Hidup 69 izin, Sosial 4 izin, ESDM 154 izin, dan Dikbud 34 izin.
Marsianus mengungkapkan, beberapa permasalahan dan hambatan investasi di NTT antara lain adanya permasalahan lahan antara masyarakat dan para pengusaha sehingga menghambat kegiatan investasi yang berdampak pada realisasi investasi. Selain itu terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur (listrik, jalan, sarana transportasi, akses internet, dan komunikasi) menuju lokasi kegiatan investasi sebagai salah satu daya tarik bagi calon investor untuk berinvestasi.
"Hambatan investasi lain yakni sistem distribusi logistik yang mengakibatkan biaya ekonomi tinggi. Potensi sumber daya alam juga belum dikelola secara optimal sehingga produktivitasnya masih rendah dan belum kontinyu," tutupnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)