Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat : Pemprov NTT Akan Sewa Laboratorium PCR dari Pihak Swasta
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) memastikan akan menyewa fasilitas laboratorium untuk mempercepat pelaksanaan pemeriksaan sampel swab di wilayah provinsi NTT.
Pemeriksaan sampel swab saat ini mengalami kelambatan karena terjadi penumpukan sampel swab. Bahkan sampel dari beberapa kabupaten harus mengantri lebih dari dua pekan untuk diperiksa di Laboratorium Biomolekuler RSUD Prof WZ Johannes.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang ditanya terkait persiapan Laboratorium PCR untuk wilayah lain di NTT menegaskan akan mengusahakan secepatnya pengadaan laboratorium tersebut.
Pihak Pemprov, jelas Gubernur Laiskodat, tengah memproses upaya sewa fasilitas laboratorium dari pihak swasta. Ia mengatakan, penyewaan tersebut dilakukan sebagai langkah pertama sebelum bantuan laboratorium dari pemerintah pusat terealisasi.
"Lagi diproses sewa (Laboratorium PCR), sambil menunggu bantuan Pusat. Ya, dari swasta kita minta untuk sewa dulu," ujar Gubernur Laiskodat kepada POS-KUPANG.COM di Kantor Gubernur NTT, Senin (1/2/2021) siang.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Josef Nae Soi mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT secara resmi bersurat ke Kementerian Kesehatan RI dan Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 untuk membangun dua laboratorium Biomolekuler di Provinsi NTT.
Pembangunan dua laboratorium Biomolekuler itu dimaksudkan untuk mengurai dan menangani persoalan penumpukan swab PCR di daerah.
"Hari ini kami sudah bikin (surat) secara resmi ke Menteri Kesehatan secara formal. Kami minta kepada Menkes dan Kepala Gugus Tugas Nasional, Doni Monardo untuk bantu kita PCR untuk bangun di Sumba dan Flores," ujar Wakil Gubernur NTT, Josef Adrianus Nae Soi usai meresmikan Central Oxigen Mini di RSUD Prof WZ Johannes Kupang, Senin (1/2/2021) pagi.
Wagub Nae Soi mengatakan, selain meminta pembangunan laboratorium di Flores dan Sumba, Pemprov juga meminta agar proses pengiriman Reagen dipercepat.
Saat ini, Pemerintah Provinsi NTT hanya memiliki satu laboratorium untuk memeriksa sampel PCR yakni Laboratorium Biomolekuler RSUD Prof WZ Johannes Kupang. Selain Laboratorium itu, pemerintah juga telah meresmikan Laboratorium Biomolekuler Kesmas Provinsi NTT di RS Penyangga Undana Kupang yang diprioritaskan untuk pelaksanaan pool test bagi surveilans.
Menurut Direktur RSUD Prof WZ Johannes Kupang, dr. Mindo Sinaga, kapasitas Laboratorium Biomolekuler rumah sakit tersebut hanya bisa memeriksa 282 sampel dalam dua atau tiga sift.
Saat ini, pemeriksaan sampel di laboratorium Biomolekuler itu tidak bisa mengimbangi kecepatan pengiriman sampel dari daerah. Hal tersebut juga disebabkan oleh petugas yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Sampel masih banyak dari Kabupaten, kapasitas terbatas, petugas juga terkonfirmasi (Positif Covid-19), sehingga kecepatan memeriksa tidak bisa kita imbangi," ujar dr Mindo Sinaga di Sentral oksigen Mini RSUD Prof WZ Johannes, Senin (1/2/2021) pagi.
Menurutnya, perlu adanya laboratorium lainnya di Flores dan Sumba agar dapat mengurangi penumpukan sampel PCR yang sedang terjadi.
"Karena rumah sakit Yohanes ini satu hari hanya bisa memeriksa 282 sampel dibagi dalam 2 sampai 3 sift, jadi butuh suport di Flores dan Sumba supaya bisa mengurangi (beban pemeriksaan sampel)," pungkas dia.
Gagasan pembangunan laboratorium di daerah bukan baru kali ini muncul. Pada awal masa pandemi covid-19, pemerintah sempat menjanjikan akan membangun laboratorium di wilayah Pulau Flores dan Pulau Sumba.
Gagasan itu juga telah disuarakan wakil rakyat di DPRD NTT. Sebut Wakil Ketua DPRD, Inche DP Sayuna, anggota komisi II Patris Lali Wolo dari Fraksi PDI Perjuangan, anggota Komisi V Yohanes Rumat dari Fraksi PKB hingga dr Christian Widodo dari Fraksi Demokrat Solidaritas Pembangunan telah meminta pemerintah untuk menguatkan penanganan Covid-19 di sisi hulu dengan tracing dan testing, termasuk membangun laboratorium di daerah mengingat NTT adalah provinsi kepulauan.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia, dr. Christian Widodo menyebut, dengan jumlah penduduk 5,3 juta jiwa maka tidak cukup NTT hanya memiliki Laboratorium Biomolekuler di RSUD Prof WZ Johannes Kupang serta Laboratorium Biomolekuler Kesmas di Rumah Sakit Penyangga Undana yang baru digunakan sejak 16 Oktober 2020.
Menurutnya, penambahan laboratorium di daerah dan perkuatan laboratorium Biokesmas menjadi sebuah keharusan untuk meningkatkan upaya pencegahan dengan tracing dan testing.
Baca juga: Wagub NTT: Bukan Hanya Reagen Penyebab Lambatnya Pemeriksaan Sampel PCR di Laboratorium Biomolekuler
Baca juga: Terkonfirmasi Positif Covid-19, Begini Kondisi Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore Saat Ini
"Ini yang harus kita perkuat, cara perkuat bagaimana? Ya, menambah laboratorium kita yang bisa memeriksa swab PCR, swab Antigen termasuk di dalamnya, Lab Biokesmas," kata dr Christian saat dihubungi POS-KUPANG.COM. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)