Renungan Harian Katolik, Minggu 24 Januari 2021: Waktu yang Singkat dan Ajakan untuk Berbenah (Markus 1:16-20)
Oleh: RD. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Pertobatan menjadi pilihan sikap orang beriman untuk mengubah sikap hidup menjadi lebih benar, baik dan bermakna secara spiritual di hadapan Allah dan sesama. Berbenah diri dalam waktu yang terbatas dapat menjadi kekuatan dalam meningkatkan disiplin diri dan kualitas hidup.
Nabi Yunus menyerukan pertobatan bagi masyarakat Niniwe agar mendapatkan pengampunan dan berkat dari Allah. Yunus sendiri tampaknya geram menghadapi kencenderungan khalayak NIniwe zaman itu. Ia prihatin karena hidup mereka jauh dari harapan Allah dan pertimbangan nurani kemanusiaan. Karena itu Ia mengajak mereka untuk berbalik dari hidup yang kelam dan kembali bersekutu dengan Allah ( Yunus 3 :1-5.10 ).
Pada era Perjanjian Baru St. Paulus kepada Jemaat di Korintus mengingatkan bahwa waktunya terbatas dan sangat singkat. Karena itu Ia menghendaki agar mereka hidup tanpa kekhawatiran ( 1 Korintus 7 :29 dan 32 ). Bagaimana konkretnya berkaitan dengan penegasan hidup yang tidak bergantung kepada hal-hal lahiriah, melainkan pada semangat membangun makna hidup melalui sikap kasih, solidaritas, penguasaan diri, pertobatan dan kebajikan.
Apa yang diajarkan Rasul Paulus berkaitan dengan ajaran Yesus saat tampil di Galilea. Ia menyerukan pentingnya pertobatan dan pembersihan diri sebagai pintu masuk untuk menerima Kerajaan Allah. Demikian sabda-Nya, “Saatnya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” ( Markus 1;15 ). Injil adalah kabar gembira dari Allah dalam diri Yesus Kristus dan ajaran-Nya.
Kini kita tengah hidup di dunia sekuler. Banyak tawaran lahiriah dan material dapat saja mengaburkan nilai-nilai spiritual dan iman yang ditegaskan dalam Kitab Suci. Ada banyak perubahan nilai dan sikap yang terjadi. Maka dibutuhkan sikap kritis dan keberanian untuk memilih yang benar dan baik demi membanguh hidup yang bermakna dan berkualitas.
Baik ajakan Nabi Yunus, Rasul Paulus dan Yesus tetap relevan untuk diperhatikan dan dihayati dalam hidup. Bertobat dari perilaku yang salah dan percaya kepada Injil kiranya selalu menginspirasi kita semua untuk berbenah dan merefleksikan hidup. Apakah setiap pikiran, kata-kata dan sikap hidup kita hari ini sungguh berkenan kepada Allah ?
Akhirnya Yesus memanggil para murid dan kita semua dengan nama masing-masing sebagai pribadi untuk mengikuti-Nya dan siap sedia menjadi pewarta Kabar Gembira. Semoga di tengah kesibukan dan perjuangan menghadapi pandemi Covid-19, hati kita selalu terpaut dengan Tuhan dan kebenaran Sabda-Nya sebagai pedoman dalam merawat interaksi sosial yang benar dan bermanfaat bagi terciptanya damai sejahtera di bumi dan keselamatan di akhirat. Salve.*
Simak juga video renungan harian katolik berikut: