Tuan Guru Bajang sebut Syehk Ali Jaber Tak Pernah Lepas dari Alquran, Dakwahnya Santun Tanpa Mencela
POS-KUPANG.COM - Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi sangat terkesan dengan sosok ulama almarhum Syekh Ali Jaber.
Sebagai sesama pendakwah, TGB mengaku memiliki banyak pengalaman bersama Syekh Ali Jaber.
"Salah satu yang selalu saya lihat dari beliau adalah tidak pernah lepas dari Alquran," kata TGB, yang ditemui di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center (IC) NTB, Sabtu (16/1/2021).
Sering kali saat bersama di pesawat, baik dari Lombok ke Jakarta atau sebaliknya dari Jakarta ke Lombok, Syekh Ali Jaber selalu membawa Alquran.
"Saya menyaksikan sepanjang perjalanan beliau selalu membaca Alquran," katanya.
Kecintaannya kepada Alquran pun ditunjukkan tidak hanya dalam bentuk bacaan.
Tetapi juga dengan membagikan banyak mushaf Alquran.
"Dia berusaha memenuhi kebutuhan Alquran di tengah masyarakat," ujar ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PB NW) ini.
Bahkan dia membagikan mushaf Alquran braille kepada kaum tunanetra.
Setelah itu, dia juga berdakwah dengan menyuarakan pesan moral dalam Alquran.
Dakwahnya pun sangat santun tanpa pernah mencela orang lain.
"Itu menurut saya sesuatu yang luar biasa," katanya.
Selain cinta Alquran, Syekh Ali Jaber juga sangat cinta Indonesia.
Dia lahir dan besar di Madinah, Arab Saudi tapi dia sangat tekun belajar bahasa Indonesia.
Memang banyak warga asing yang menjadi warga Indonesia.
Tetapi sangat jarang yang punya konsen seperti Syekh Ali Jaber.
Sehingga pelajaran paling penting dari Syekh Ali Jaber, selain dari sisi keislaman adalah rasa nasionalismenya.
"Orang yang lahir di luar Indonesia bisa cinta pada Indonesia seperti itu, maka kita sebagai orang-orang yang lahir di tanah ini harus mampu menunjukkan cinta yang berlipat pada Indonesia," kata TGB yang juga Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia ini.
TGB mengajak seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Indonesia medoakan yang terbaik bagi almarhum Syekh Ali Jaber.
* Terungkap Alasan Putra Syekh Ali Jaber Tak Menangis Sedikitpun Saat Sang Ayah Wafat, Ada Perjanjian?
Putra sulung Syekh Ali Jaber tak menangis saat mendapat kabar sang ayah meninggal dunia.
Bukan tanpa alasan, Al Hasan Ali Jaber mengaku merasa bangga memiliki ayah seperti Syekh Ali Jaber.
Hasan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Alhasan menceritakan, semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak meninggalkan shalat.
Walau tak menangis, Hasan mengaku kaget dan sedih ketika mendapat kabar sang ayah meninggal dunia.
Syekh Ali Jaber meninggal dunia kemarin, Kamis (14/1/2021) di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat karena sakit.
"Jujur kaget sekali, tapi mungkin ini yang terbaik harus diterima,"
"Doa selalu untuk beliau semoga diampuni kesalahan-kesalahannya," tutur Hasan dikutip TribunJakarta.com dari YouTube KH Infotaiment, Jumat (15/1/2021).
Hasan mengaku terakhir bertemu sang ayah pada tanggal 29 Desember 2020.
"Beliau itu terakhir ke Lombok 2 bulan lalu," tutur Hasan.
Di rumah, Hasan mengingat sosok sang ayah yang suka bercanda.
Yang paling diingatnya, sang ayah selalu menekankan soal salat.
Hal itu tak pernah absen disampaikan Syekh Ali Jaber kepada Hasan setiap bertemu.
"Terus ditekankan jaga shalat, setiap ketemu ingat salat, tiap ketemu ingat salat," kata Hasan.
Mendengar kabar sang ayah wafat, Hasan mengaku tak sedikit pun meneteskan air mata.
"Alhamdulilah, enggak," katanya sambil menggelengkan kepala.
Diucapkan Hasan, ia bangga dan percaya Syekh Ali Jaber ditempatkan di tempat terbaik.
"Saya bangga karena percaya beliau di tempatkan di tempat baik, diangkat derajatnya insya allah," kata Hasan.
Terkait harapan terakhir sang ayah yang ingin dimakamkan di Lombok, Hasan mengaku sudah mengupayakan yang terbaik.
"Kita sudah mengusahakan yang terbaik, belum takdirnya. Kita pilih yang terbaik," kata Hasan.
Hasan sempat menceritakan soal harapan sang ayah kepadanya.
Syekh Ali Jaber rupanya sangat mengingatkan Hasan menjadi penghafal Al Quran.
"Pengen saya hafiz, saya belum hafiz, insya allah secepatnya diselesaikan kemauan beliau," kata Hasan.
Mertua kenang panggilan khusus Syekh Ali Jaber
Mertua pendakwah Syekh Ali Jaber, Arief Rachman mengenang sosok sang menantu.
Nama panggilan yang disematkan Syekh Ali Jaber kepada Arief Rachman dan istri membuat hal itu terus dikenang di hati.
Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis(14/1/2021) pagi di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat.
Jenazahnya sudah dimakamkan di Pondok Pesantren Darul Quran Tangerang pada hari itu juga.
Kabar ini menjadi duka yang mendalam bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
Pria kelahiran Madinah ini wafat pada usia 44 tahun.
Tak hanya dari kalangan ustaz, kesedihan juga turut dirasakan para artis misalnya Irfan Hakim.
Irfan Hakim bahkan sampai menangis mengetahui kabar wafatnya sang ulama.
Sementara itu, mertua Syekh Ali Jaber, Arief Rachman sempat bercerita sosok menantunya.
Mulanya, Arief Rachman mengungkap rasa bangganya bisa menjadi mertua Syekh Ali Jaber.
"Alhamdulilah, saya punya mantu seorang ulama besar yang sudah pulang ke rahmatullah," tuturnya dikutip TribunJakarta.com dari YouTube metrotvonews, Jumat (15/1/2021).
"Saya mohon doanya mudah-mudahan Syekh Ali Jaber keadaannya dalam husnul khatimah, mendapat kebahagiaan di alam barzahnya,"
"Dijauhkan dari siksa kubur, mendapatkan nikmat kubur," sambungnya.
Arieh Rachman sempat mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat yang ikut mendoakan menantunya.
Ia juga meminta, maryarakat memaafkan kesalahan Syekh Ali Jaber jika ada yang kurang berkenan di hati.
Di keluarga, Syekh Ali Jaber dikenal sebagai sosok yang sangat rendah hati.
"Dia bergaul dengan saya, istri saya, anak saya, dengan baik," tuturnya.
Meski Syekh Ali Jaber merupakan ulama besar di Indonesia, Arief Rachman menyebut sosoknya tidaklah sombong dalam keluarga.
Arief Rachman mengenang perkataan sang menantu yang sampai kini terus dikenangnya.
Dijelaskan Arief, ia sangat tersentuh kala Syekh Ali Jaber memanggilnya dengan sebutan ayah.
"Yang paling menyentuh, dia kalau manggil istri saya itu umi, kalau manggil saya itu ayah,"
"Itu menyentuh sekali, sebab panggilan ayah dan umi itu bagi kami suatu panggilan yang menunjukkans sopan santu dan kerendahan hati beliau,"
"Meskipun saya tahu dibandingkan dengan saya, Syekh Ali Jaber ini ilmu tinggi dan dalam sekali. Kita benar-benar kehilangan ilmuan agama," sambung Arief Rachman.
Arief Rachman bercerita, bukti Syekh Ali Jaber merupakan sosok rendah hati terlihat dari pelayat yang datang.
Walau tak diundang, jelas Arief, para pelayat dengan suka rela datang dan ikut mendoakan sang menantu.
"Ketahuan waktu jelang pemakaman, semua orang datang tanpa diundang mereka semua memberikan perhatian," ucap Arief Rachman.
* ISYARAT,Ini 2 Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber pada Putra Sulungnya Sebelum Wafat, Jaga Mama dan Sholat
Bak beri tanda atau isyarat, sebelum wafat, Syek Ali Jaber sempat menitipkan 2 pesan pada putra sulungnya, Alhasan Ali Jaber.
Dua pesan terakhir Syekh Ali Jaber yakni meminta sang putra untuk menjaga mama atau sang isteri dan jaga sholat.
Mengani 2 pesan terakhir Syek Ali Jaber itu diungkapkan sang putra, Kamis (14/1/2021).
Alhasan menyebut ulama kelahiran Madinah, Arab Saudi itu memberikan dua pesan terakhir kepadanya.
Yakni untuk menjaga ibu dan tidak meninggalkan sholat ata salat.
"Jaga sholat sama jaga mama, yang penting sholat," kata Alhasan Ali Jaber, anak Ali Jaber saat ditemui di rumah duka di Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, (14/1/2021).
Alhasan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Nadia Salim.
Ia menceritakan, semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak meninggalkan salat.
Alhasan mengatakan, keluarga di Lombok mendengar kabar duka pukul 09.30 WITA.
Semasa hidupnya Syekh Ali Jaber sempat berpesan, jika dirinya meninggal, Ia ingin dimakamkan di Lombok.
Terkait hal ini, Alhasan mengatakan semua keluarga masih menunggu kabar dari Jakarta.
"Ya, kita usahain nanti diurus dulu belum ada kabar. Orang lagi repot semua di sana lagi ngurus semua. Kalau memang bisa dan tidak ada kendala apa-apa kita makamkan di sini (Lombok)," kata Alhasan.
Alhasan mengatakan kontak terakhir dengan ayahnya sebelum masuk ke ICU.
Pantauan Kompas.com, beberapa kerabat dan pelayat tampak berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa.
Sebelumnya diberitakan, pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia di RS Yarsi Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2021)
Meski sempat terpapar Covid-19, Syekh Ali Jaber dinyatakan sudah negatif Covid-19 sebelum akhirnya meninggal dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Yusuf Mansur.
"Sudah dalam keadaan negatif Covid-19," kata Yusuf Mansur melalui akun Instagram @yusufmansurnew, Kamis (14/1/2021).
Yusuf Mansur menyebutkan, Ali Jaber sudah 16 hari dirawat di rumah sakit menggunakan ventilator.
Lalu, Ali Jaber sempat kritis pada Rabu malam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesan Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal kepada Anak: Jaga Mama, Jaga Shalat, yang Penting Shalat", Klik untuk
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Minta Jaga Mama dan Salat, Ini 2 Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber kepada Putranya Sebelum Meninggal, https://www.tribunnews.com/regional/2021/01/14/minta-jaga-mama-dan-salat-ini-2-pesan-terakhir-syekh-ali-jaber-kepada-putranya-sebelum-meninggal?page=all
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul https://jakarta.tribunnews.com/2021/01/15/tak-menangis-tahu-kabar-syekh-ali-jaber-wafat-anak-sulung-ikhtiar-kabulkan-keinginan-terakhir-ayah?page=all&_ga=2.29347646.304426354.1610709436-857069526.1598522647
Artikel ini telah tayang di https://video.tribunnews.com/view/198914/tgb-terkesan-pada-syehk-ali-jaber-yang-lahir-di-madinah-tapi-sangat-cinta-indonesia