Kebaktian Minggu Pdt Mesakh Dethan di Jemaat GMIT Kefas: Roh Tuhan Menyembuhkan dan Memulihkan

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pdt Dr Mesakh Dethan (di tengah memakai toga hitam) diapit oleh para pendeta, penatua, diaken dan pengajar dari Rayon D seusai kebaktian Jemaat GMIT Kefas, Klasis Kota Kupang, Minggu 3 Januari 2021.

Kebaktian Minggu Bersama Pdt. Mesakh Dethan  Jemaat GMIT Kefas: Roh Tuhan Menyembuhkan dan Memulihkan

POS-KUPANG.COM, KUPANG - “Majelis Sinode GMIT menetapkan tema untuk Minggu ini dengan judul “Roh Tuhan menyembuhkan dan memulihkan”. Makna dari tema ini adalah bahwa hanya Tuhanlah yang sangggup menyembuhkan dan memulihkan umatNya. Dan tema ini cocok dengan bacaan kita hari ini.

Bangsa Israel yang sedang berada dalam hukuman Allah oleh karena dosa-dosa mereka, dan karena itu ditawan dalam pembuangan, tidak dapat memulihkan diri mereka sendiri. Kehidupan mereka di pembuangan bagaikan tulang-tulang kering yang berserakan dan ini yang ada dalam penglihatan nabi Yehezkiel seperti dalam teks bacaan kita Yehezkiel 37:1-14”.

Demikian cuplikan khotbah oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, pada Kebaktian Minggu di Jemaat GMIT Kefas, Klasis Kota Kupang yang dilayani oleh Pdt. Maerisa Kalelado, S.Th, Pdt. Constansa Dano Daulima, STh, dan Pdt. Juditha Folabessy, M.Si, Minggu 3 Januari 2021.

Mengutip penafsir G.R. Beasley-Murray (lihat G. R. Beasley-Murraydalam New Bible Commentary, Third Edition, Guthrie, dkk, Inter Varsity Press, Leicester-England, 1970, hlm., 681), Mesakh Dethan mengatakan bahwa teks bacaan Yehezkiel 33:1-14 ini merupakan satu kesatuan perikop dengan Yehezkiel 37:1-28, dimana sang nabi menubuatkan tentang pemulihan bangsa Israel 37:1-14 dan secara politis dan penyatuan dua suku yang bermusuhan (37:15-28, suku Yehuda dan Efraim). Dalam konteks yang lebih luas teks khotbah hari ini berada dalam satu perikop besar yakni nubuat tentang pemulihan Israel (mulai dari ps 33:1-39:29).

Menurut Akademisi dan Dosen Pasca Sarjana Teologi UKAW Kupang ini, teks ini juga merupakan suatu bentuk pengakuan bahwa hanya Allah yang sanggup memulihkan, di luar Allah hanyalah keputusaaan dan kematian. Roh Allah inilah yang menuntun sang Nabi (bdk. 1:12, 20; 3:14) membawanya dalam keadaan meditasi profetik (bdk. 1:3; 3:14), ke suatu lembah (bdk. 3:22, 23) yang dipenuhi dengan tulang-tulang kering dari tubuh manusia yang sudah mati kering.

Dengan penglihatan tentang tulang-tulang kering yang menjadi hidup, Tuhan Allah, melalui Nabi Yehezkiel, menyatakan kepada Israel tentang kebangkitan kehidupan nasionalnya yang akan datang (ay. 1-14). Dan penyatuan itu melalui suatu tindakan simbolis berupa penggabungan dua papan, dimana papan yang satu melambangkan Yehuda dan papan yang satu lagi melambangkan Yusuf (Efraim), dan dua kerajaan ini ada dalam kendali satu raja, yakni Daud (ay. 15-28).

“Tulang-tulang kering itu melambangkan "seluruh kaum Israel" (ayat Yeh 37:11), yaitu Israel dan Yehuda dalam pembuangan, yang harapannya telah punah ketika mereka ditawan oleh bangsa asing. Allah memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat kepada tulang-tulang itu (ayat Yeh 37:4-6). Tulang-tulang itu kemudian dibangkitkan dalam dua tahap yang nanti diterangkan dalam pasal 37:

(1) suatu pemulihan politis kembali ke negeri itu (ayat Yeh 37:7-8), dan

(2) pemulihan rohani kepada iman (ayat Yeh 37:9-10).

Penglihatan ini diberikan untuk meyakinkan para buangan bahwa mereka akan dipulihkan oleh kuasa Allah sendiri dan akan dibawa kembali ke tanah perjanjian berlimpah susu dan madu kendatipun keadaan mereka sekarang kelihatannya menyedihkan (ayat Yeh 37:11-14).

Pdt Dr Mesakh Dethan (di tengah memakai Toga Hitam) diapit oleh oleh para pendeta, penatua, diaken dan pengajar dari Rayon D seusai kebaktian Jemaat GMIT Kefas, Klasis Kota Kupang, Minggu 3 Januari 2021. (Foto Istimewa)

Jadi di sini khusus dalam ayat 12 bukan bicara tentang doktrin kebangkitan, tetapi lebih kepada nubuat bagi penyatuan kembali kehidupan politik Israel yang hancur karena permusuhan dan peperangan antar suku di Israel, terutama Yehuda dan Efraim (turunan Yusuf).” demikian penjelasan pakar Perjanjian Teologi Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini.

Lebih jauh Mesakh Dethan, yang merupakan mantan Wartawan Pos Kupang dan Pencetus Rubrik Tapaleuk ini, mengatakan “jadi bangsa Israel jatuh ke tangan bangsa asing karena dosa mereka, tetapi karena kasih Allah mereka akan dipulihkan, demikian pesan nubuat nabi Yeheskiel. Karena dosa mereka sang nabi telah mengecam mereka (dalam Ps. 1-24 Yehuda dikecam) dan juga musuh-musuh kafirnya (ps. 25-32).

Namun kasih Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka sehingga melalui nabi Yehezkiel Tuhan memberikan pesan-pesan yang menguatkan dari seorang gembala kepada bangsanya yang tercerai-berai (ps. 33-39). Nabi Yehezkiel menyampaikan bahwa Tuhan tidak menghabiskan sama sekali Israel (bdg. ps. 35). Sebuah zaman baru akan datang bagi Israel, karena mereka akan diampuni, disucikan, dipulihkan dan diberikan kedamaian serta kemakmuran (ps. 34; 36:16 dst.; 37).

Nubuat sang Nabi ini mengerucut pada satu nama, yaitu Raja Daud, yang dipandang sebagai hamba Allah yang setia, ia yang akan memimpin zaman baru Israel (ps. 33). Suatu pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Daud akan menggantikan para penguasa lama yang disimbolkan sebagai para gembala yang menyesatkan dan yang jahat karena mencerai-beraikan kawanan domba itu (ps. 34).

Halaman
12

Berita Terkini