Kiranya setiap hamba pernah terjerumus dalam dosa dan tak luput dari kesalahan.
Sebesar apapun dosa dan kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.
Sebagaimana tercantum dari riwayat Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman:
قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
"Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan."
"Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan."
"Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari doa-doa Nabi Adam AS tersebut, hendaknya menjadi pelajaran bagi umat manusia.
Termasuk pelajaran pentingnya tentang adab memohon ampunan kepada Allah SWT.
Selain berdoa, tentu saja memohon taubat senantiasa diiringi dengan segala upaya untuk tak mengulanginya.
Dikutip dari kitab At-Tafsir Al-Munir, Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa syarat diterimanya taubat itu ada empat perkara.
Pertama, menyesali dosa yang telah dilakukan.
Kedua, meninggalkan dosa tersebut
Ketiga, bertekad untuk tidak mengulanginya
Keempat, mengembalikan hak kepada yang terdzalimi dengan meminta ridha-Nya dan memohon