Namun hal itu disebut masih sangat rendah dan diperkirakan akan tetap bertahan sampai beberapa tahun mendatang.
Hal ini sangat jauh dari harapan Timor Leste untuk menjadi negara berpenghasilan menengah pada tahun 2030.
Padahal niat ini sudah direncanakan dalam Rencana Pembangunan Strategis Timor Leste, di mana masih banyak rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan.
Setidaknya selama dua dekade ini Timor Leste tak pernah lepas dari cap sebagai negara miskin di dunia.
Baca Juga: 100 Ribu Warga Sampai Lari ke Perbatasan NKRI Cari Perlindungan, Timor Leste Pernah Luluh Lantak di Tangan Sosok Ini Hingga Nyaris Kehilangan Presiden
Meski saat ini Timor Leste berhasil menangani pandemi Covid-19 dengan baik, tetapi tetap saja tak begitu berpengaruh.
Meskipun ada banyak kasus dilaporkan, namun jarang ada kematian terjadi.
Sektor kesehatan memiliki standar yang cukup baik, peningkatan secara luas, dianggap sebagai pencapaian untuk negara yang baru merdeka ini.
Termasuk apabila ada perubahan dalam status kesehatan di negara tersebut akibat pandemi, disebut bahwa negara ini tak bakal terpengaruh banyak.
Rata-rata usia penduduk Timor Leste 17 tahun dan sekitar 40 persen populasi berusia 15 tahun, membuatnya menjadi negara dengan populasi termuda di dunia.
Namun, bukan berarti Timor Leste akan dengan mudah memenuhi harapannya pada tahun 2030 mendatang.
Pandemi telah mengganggu jaringan produksi dan perdagangan internasional.
Timor Leste telah terlindung dari pengaruh-pengaruh ini karena tidak diintegrasikan ke dalam ekonomi global.
Baca Juga: Nasib Rakyatnya Amburadul Pasca Lepaskan Diri dari NKRI 18 Tahun Silam, Timor Leste Sempat Dimanjakan Kemewahan Ini Saat Masih Jadi Bagian Indonesia
Pertanian subsisten mendominasi mata pencaharian dan kurang dari 30 persen dari semua pekerjaan berbasis upah.