Mantan Gubernur Ini, Terang-Terangan Berseberangan dengan Pemimpin FPI Muhammad Rizieq Shihab, Lho?

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tuan Guru Bajang (TGB) bersama Ustadz Abdul Somad (kanan)

Mantan Gubernur Ini, Terang-Terangan Berseberangan dengan Pemimpin FPI Muhammad Rizieq Shihab, Lho?

POS-KUPANG.COM - Di tengah banyak warga mengagung-agungkan Pemimpin FPI, Muhammad Rizieq Shihab, seorang mantan gubernur justeru menyatakan secara terang-terangan tak sehaluan dengan imam besar FPI tersebut.

Mantan gubernur itu, adalah Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi yang merupakan Mantan Gubernur NTB atau Nusa Tenggara Barat.

Tuan Guru Bajang ini secara terang-terangan mengakui bahwa dirinya berbeda pandangan politik dengan Pemimpin FPI Muhammad Rizieq Shihab.

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat ini mengatakan, perbedaan pandangan itu berdasarkan ilmu dan pemahaman yang ia ketahui.

"Tapi, itu tidak membuat berkurang penghormatan saya kepada beliau (Muhammad Rizieq Shihab)," katanya dilansir TribunLombok.com, Sabtu (14/11/2020).

TGB menyatakan demikian menghormati sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut.

Dia menjelaskan bahwa penghormatan tersebut dilatari oleh sebab umum maupun sebab khusus.

Sebab umumnya, adalah jalinan persaudaraan sesama Islam atau ukhuwah Islamiyah dan persaudaraan sesama anak bangsa atau ukhuwah wathoniyah, serta persaudaraan sebagai sesama umat manusia ukhuwah insaniyah.

"Adapun sebab khususnya adalah karena beliau adalah bagian dari zurriyat Rasul SAW dan bagian dari seorang ulama," ujar Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan ini menjelaskan.

Nahdlatul Wathan adalah satu di antara organisasi Islam terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB).

TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) saat menggelar konferensi pers terkait pemberitaan Majalah Tempo di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Rabu (19/9/2018). TGB akan melayangkan somasi kepada majalah Tempo atas pemberitaan tentang dirinya pada edisi 17 dan 18 September 2018. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Selain itu, TGB juga mengatakan, mengikuti seorang ulama harus juga dibarengi dengan kepahaman.

"Yang mau mengikuti silakan, yang tidak juga silakan, tapi harus dengan kepahaman," ujar mantan Gubernur NTB tersebut.

Tapi TGB mengingatkan, jangan sampai orang yang tidak mengikuti lantas dicap sebagai orang yang kurang iman Islam-nya atau dicap sebagai seorang yang munafik.

Ketua Umum Organisasi Internasional Almumi Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia ini mengingatkan, tidak ada seorang pun selain Rasulullah SAW yang bisa mengklaim diri paling benar cara ber-Islam-nya.

Jangankan dalam urusan-urusan menyangkut fiqh siyasiyah (politik), dalam hal ibadah pun tidak bisa seseorang mengklaim cara imam yang diikuti paling benar, yang dianggap paling merepresentasikan Islam.

"Jangan mengecilkan Islam pada seseorang. Tidak ada satu orang pun di dunia ini selain Rasul SAW yang bisa mengatakan pendapatnya lah yang paling benar dalam memahami dan melaksanakan Islam," tegasnya.

Halaman
123

Berita Terkini