POS-KUPANG.COM - MARET 2020, saya masih tak kuatir bahkan tak peduli pada Covid-19. Meski di beberapa daerah di Indonesia dan di hampir sejumlah Negara di dunia telah terjadi pandemi Covid-19, saya tetap tak acuh.
Pikir saya, Covid-19 tak bakal masuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT apalagi sampai menulari penduduk karena daerah ini beriklim tropis dan orang NTT punya fisik yang kuat.
Anggapan dan keyakinan saya yang dangkal dan tak bisa dipertanggungjawabkan itu juga diyakini sebagian besar warga NTT saat itu.
Tak heran, meski di media social (medsos), media massa dan media elektronik sudah mulai membicarakan tentang pandemi Covid-19, warga NTT masih tenang-tenang saja beraktifitas seperti biasanya.
Di ruas-ruas jalan, kendaraan umum dan kendaraan pribadi masih tumpah ruah. Begitupun di tempat wisata, mall-mall masih penuh sesak dengan masyarakat tanpa masker.
Bahkan akhir Maret hingga Awal April setelah sejumlah provinsi di Indonesia berkategori zona merah untuk Covid-19 dan protokol kesehatan mulai diberlakukan pun, sebagian besar warga NTT masih adem ayem saja.
Ketenangan dan kenyamanan saya dan warga NTT mendadak sirna pada Jumat (10/4/2020) siang. Saat itu muncul video viral berdurasi 18 menit 45 detik yang diunggah seorang pria asal Kabupaten Alor Provinsi NTT.
Pria itu mengaku terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit Prof Dr WZ Yohannes Kupang. Sehari kemudian Sekretaris Gugus Tugas Covid-19, Marius Jelamu memberikan pernyataan pers, membenarkan kejadian itu.
Provinsi NTT pecah telur, warga NTT yang bernama Elyas Yohanis Asamau Alias El menjadi pasien 01 Covid-19 di Provinsi NTT.
Bagai guntur di siang hari. Video dan pernyataan resmi pemeirntah itu itu membuat saya termasuk masyarakat dan mulai waspada dan menaruh perhatian serius terhadap pandemi Covid-19.
Pemerintah mulai mengeluarkan aturan penerapan protokol kesehatan dan warga pun mulai mengikutinya. Mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumuman serta menggunakan handsanitizer guna mengantisipasi penularan Covid-19.
Pembatasan tatap muka, hingga penutupan tempat wisata dan mall mulai diberlakukan. Ruas jalan di Kota Kupang dan sekitarnya mulai sepi. Sebagian besar warga memilih tetap di rumah, tak bekerja. Bahkan sebagian warung dan rumah makan pun tak lagi menjalankan aktifitasnya.
El pria berusia 32 tahun, berambut pendek warna hitam dan keriting itu menyita perhatian publik. Si pria berkulit gelap dan berkumis tipis itu menghancurkan anggapan bahwa Covid-19 tak bisa menyerang Provinsi NTT dan warganya.
El mengaku membuat video untuk menjawab banyak pertanyaan yang ditujukan kepadanya melalui SMS, Whatsup (WA), DM Instagram dan inbox Facebook (FB). Keluarga, teman dan kerabat bertanya tentang kondisi kesehatannya setelah dua dinyatakan terpapar Covid-19.
“Siapapun termasuk saya pasti tak akan mau terpapar Covid-19. Tapi karena sudah kena makanya saya menjelaskan ke publik tentang kondisi saya. Sekaligus mengajak orang lain untuk menjaga diri, tidak anggap enteng Covid-19 ,” jelas El kepada Pos Kupang Pertengahan November 2020 lalu.