Malaysia dan Malaka tentunya sangat disayanginya. Dia telah mengunjungi Malaysia berkali-kali.
Malaka, juga bekas jajahan Portugis, telah menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Timor Leste selama beberapa tahun terakhir melalui perwakilan khusus Mohd Ali, Joseph Sta Maria, seorang pengusaha keturunan Portugis Malaka.
Daerah semi-otonom Oecussi di bagian barat laut yang terletak di Nusa Tenggara Timur Indonesia adalah tempat 18 pria dan 62 wanita dari kelompok Portugis, yang telah merebut Malaka pada tahun 1511, pindah dan mendirikan pemukiman di pulau Timor.
Ramos-Horta mengucapkan terima kasih kepada Malaysia dan mantan perdana menteri Tun Dr Mahathir Mohamad atas dukungan luar biasa yang diberikan kepada Timor Leste dalam setiap aspek sejak awal kelahiran negara itu.
"Pada tahun 2006, ketika kita mengalami krisis, saya menelepon Menteri Luar Negeri (Tun Abdullah Ahmad Badawi). Dalam hitungan jam, keputusan politik dibuat dan dalam seminggu, pasukan dikerahkan untuk menjaga perdamaian," kata Ramos-Horta.
"Bahkan banyak negara maju yang tidak bisa secepat itu," ujarnya.
Ramos-Horta mengatakan dengan perdamaian dan stabilitas dipulihkan, negara itu fokus pada pembangunan, menggunakan apa yang dia gambarkan sebagai "sumber minyak sederhana".
Dana perminyakan negara yang secara khusus dilembagakan, di mana pendapatan minyak Timor-Leste disimpan sekarang, memegang 5,8 miliar dollar AS sementara pendapatan dari ladang minyak dan gas Greater Sunrise yang belum dieksploitasi diharapkan mencapai 13 miliar dollar AS selama 30 tahun umur lapangan.
Tantangan langsung negara ini adalah membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan lapangan kerja yang berkelanjutan dan meningkatkan standar hidup penduduk.
Hampir setengah penduduknya sekarang berusia di bawah 15 tahun melalui pendidikan, pengembangan sumber daya manusia dan penciptaan lapangan kerja.
Terlepas dari krisis ekonomi global, Timor-Leste mengalami pertumbuhan lebih dari 10% pada tahun 2009.
Perekonomian telah baik selama tiga tahun terakhir dan selama bertahun-tahun yang akan datang, Timor-Leste akan memiliki pertumbuhan antara 7% dan 8%.
"Tidak ada cara lain selain maju dan maju. Kami membutuhkan ribuan kilometer jalan, saat ini 80% jalan kami rusak total. Ratusan jembatan, pelabuhan, bandara dan sistem komunikasi juga perlu kita bangun," tambah Ramos-Horta.
Dia mendesak investor Malaysia yang telah membuktikan pengetahuannya di berbagai bidang, termasuk minyak dan gas, konstruksi dan pendidikan, untuk mengambil banyak peluang yang tersedia di negara tersebut dan berkontribusi terhadap perkembangannya.
"Anda dapat membantu mengubah negara kami. Orang Malaysia dapat memainkan peran sentral dalam pembangunan Timor-Leste. Kami memiliki hubungan yang sangat baik dan Anda telah terbukti menjadi teman yang baik," katanya.