"Pasca pelatihan itu, satu minggu kemudian naskah mulai masuk, saya baca, telaah dan edit serta sortir satu-satu sesuai kebutuhan. Memang ada naskah yang saya edit banyak, dan ada naskah yang memang hanya sedikit saja yang saya edit hingga sampai pada percetakan" ujar Jusuf.
Lanjut dia, dari 17 anggota KKG mini yang mengikuti pelatihan penulisan esai, 16 peserta yang naskahnya berhasil diterbitkan dalam bentuk buku, karena satu peserta terlambat mengirimkan naskahnya.
"Buku terdiri dari 16 judul, satu peserta satu judul. Untuk cetakan awal itu ada 30 eksemplar, dan 10 eksemplar diserahkan ke sekolah, 4 eksemplar diambil penerbit, 2 eksemplar dikirim ke perpustakaan nasional, 1 eksemplar ke perpustakaan daerah, dan 1 eksemplar untuk arsip penerbit. Kepala sekolah sudah minta digandakan lagi 20 buku untuk kepentingan para penulis" tukasnya.
Sebagai fasilitator, Jusuf selalu siap jika diminta untuk memfasilitasi penulisan esai maupun penulisan akademik lain seperti penelitian tindakan kelas.
Dia berharap, kedepan, guru bisa menulis dan membukukan kisah pengabdian dalam satu buku karena dengan menulis pengembangan kemampuan berpikir bisa dibantu. Selain itu juga bisa berbagi hal menarik dengan orang lain serta meliterasi siswa - siswi dalam membaca.(cr4)
Area lampiran
BalasTeruskan